Jumat, 18 Oktober 2013

Uang dan Inflasi

UANG DAN INFLASI

Sejak awal tahun 1960an, ketika tingkat inflasi bekisar antara 1 dan 2%, ekonomi menderita karen tingkat inflasi variabelnya lebih tinggi. Pada tahun 1960an, tingkat inflasi naik melebihi 5%, dan pada tahun 1974 mencapai level dua kali lipatnya. Setelah menyelesaikan suatu masalah sepanjang periode 1975-1978 mencapai  diatas 10%, dan menurun sampai 5% dari tahun 1982 ke 1990 dan berlanjut merosot sekitar 2% di tahun 1990 dan di awal tahun 2000. Inflasi merupakan kondisi suatu tingkatan harga naik secara terus menerus lalu bagaimana cara mengendalikannya sering mendominasi diskusi kebijakan ekonomi.
Bagaimana cara kita mencegah penyebab inflasi ibarat seperti api dari nyalanya dan seperti pantai dari gulungan ombaknya di tingkat inflasi 40 tahun yang lalu? Milton Friedman menyediakan suatu jawaban dalam pendapatnya yang terkenalnya “inflasi selalu dimana-mana dalam suatu peristiwa moneter.” Ia berpendapat bahwa sumber dari semua peristiwa inflasi adalah suatu laju pertumbuhan yang tinggi uang beredar. Semata-mata hanya dengan mengurangi laju pertumbuhan uang beredar ke rendah tingkatan, inflasi ini dapat dicegah.
Dalam bab ini, kita menggunakan analisa permintaan dan persediaan dari bab 25 untuk mengungkapkan peran peran keuangan tindakan keuangan di dalam menciptakan inflasi. Kamu akan temukan bahwa sepanjang inflasi digambarkan sebagai kondisi suatu peningkatan harga yang secara terus menerus secara cepat. Penganut monetarism dan Keynesian keduanya menyepakati pendapat Friedman yaitu inflasi adalah suatu peristiwa moneter.
Uang dan Inflasi: Bukti
Bukti untuk statmen Friedman adalah secara langsung. Kapan saja suatu inflasi di negeri, tingkat tarip yang tinggi untuk suatu periode waktu, meningkatnya pertumbuhan uang yang beredar ialah juga sangat tinggi. Bagaimanapun perlu diperhatikan reduced-from bukti, yang semata-mata atas korelasi dua orang variable: pertumbuhan uang dan tingkat inflasi. Seperti dengan semua reduce-from yang menjadi penyebab kebalikan (inflasi yang menyebabkan pertumbuhan uang beredar) atau suatu factor luar yang memandu keduanya yaitu pertumbuhan uang dan inflasi bias dilibatkan.
Bagaimana mungkin kamu mengesampingkan berbagai kemungkinan ini? Pertama, kamu mungkin mencari sejarah peristiwa dimana suatu peningkatan di dalam pertumbuhan uang nampak seperti suatu peristiwa exogenous, tingkat inflasi tinggi untuk suatu periode didukung untuk mengikuti peningkatan dalam pertumbuhan uang akan menyediakan bukti kuat pertumbuhan uang yang tinggi adalah daya penggerak dibelakang inflasi itu. Sungguh beruntung untuk analisa kami, seperti membereskan bagian inflasi berlebih (inflasi sangat cepat dengan tingkat inflasi yang melebihi 50% yang terjadi setiap bulan), yang paling terkenal nama buruk karena terjadi inflasi berlebih di Jerman pada tahun 1921-1923.
Di tahun 1921, kebutuhan untuk membuat perbaikan dan rekonstruksi ekonomi setelah Perang Dunia yang menyebabkan pembelanjaan Pemerintah Jerman sangat melebihi pendapatan. Pemerintah sudah bias memperoleh pendapatan untuk menutupi pembelanjaan ini dengan meningkatkan pajak, tetapi solusi itu adalah sebagaimana bias secara politik tidak disukai dan mempunyai banyak waktu yang diambil untuk menerapkan. Pemerintah dapat juga sudah membiayai pembelanjaan itu dengan meminjan dari masyarakat, tetapi jumlah yang diperlukan adalah jauh lebih dari kapasitas meminjam. Ada satu jalan yaitu adany mesin cetak. Pemerintah bias membayar pembelanjaannya dengan hanya mencetak lebih mata uang(meningkatkan uang beredar) dan menggunakannya untuk pembayaran kepada individu dan perusahaan yang telah menyediakan barabg-barabg dan jasa. Seperti ditunjukkan Gambar 1, ini adalah persisnya apa yang Pemerintah Jerman lakukan di akhiir-akhir
Di tahun 1923, situasi anggaran belanja Pemerintah Jerman memburuk bahkan lebih lanjut. Awal tahun, Perancis menyerbu Rhur, sebab Negara Jerman telah gagal untuk melakukan pembayaran pembelanjaan sesuai yang dijadwalkannya.
Invasi Rhur dan pencetakan mata uang untuk membayar membentu para pekerja yang cocok dari suatu peristiwa exogenous. Yang menjadi penyebab kebalikan bahwa kenaikan didalam tingkatan harga menyebabkan Perancis untuk menyerbu Rhur itu sangat tidak mungkin, dan itu susah dibayangkan ketiga factor  yang mungkin menjadi suatu daya penggerak di belakang keduanya antara inflasi dan ledakan persediaan uang.
Peristiwa yang terbaru dari hiperinflasi
Walaupun peristiwa inflasi terbaru belum sama dramatis seperti Hiperinflasi Jerman, banyaknegara-negara di tahun 1880 dan 1990 mengalami inflasi cepat di mana tingginya tingkat pertumbuhan uang dapat juga digolongkan peristiwa eogenous. Sebagai contoh, dari semua Negara-negara Latin Amerika dalam decade 1980 ke 1990, Argentina, Brazil, dan Peru mempunyai keduanya yaitu yang paling tinggi tingkat pertumbuhan uang dan yang paling tinggi rata-rata tingkat inflasi.

Arti dari inflasi
Kamu mungkin telah mencatat bahwa semua keterangan empiris atas hubungan pertumbuhan uang dan inflasi yang dibahas sejauh ini, dilihat hanya pada kasus dimana tingkatan harga adalah secara terus menerus naik pada suatu tingkat tarip cepat.Penyiar berita hanya menceritakan berapa banyak terminologi persentase, harga tingkatan telah merubah dari bulan sebelumnya. Sebagai contoh, kapan mendebngar tingkat inflasi bulanan adalah 1% (12% tingkat tarip tahunan) ini menunjukkan bahwa tingkatan harga telah bangkit  dengan 1% dalam bulan itu. Hanya jika tingkat inflasi untuk suatu substansi periode waktu (lebih besar dari 1% per bulan untuk beberapa tahun) akankah ahli ekonomi akan mengatakan inflasi telah tinggi.

Pandangan tentang inflasi
              Analisis para ahli moneter, pertama, mari kita lihat dihasil suatu secara terus menerus uang beredar terus meningkat yang menggunakan penganut moneterism. Gambar 2. Pada awlnya, ekonomi pada titik 1 dengan keluaran tingkat tarip alami dan harga mengukur pada P1 (Persimpangan permintaan kumpulan kurva AD1 dan kurva penawaran kumpulan AS1). Jika uang beredar meningkat dengan mantap setelah lewat tahun, kurva permintaan bergeser kekanan ke AD2. Pada waktu yang sangat sempit, ekonomi boleh bergerak ke titik 1 dan keluaran meningkat di atas tingkat tarip alami, tingkatan itu akan menyebabkan gaji naik dan kurva penawaran akan dengan cepat mulai bergeser kekiri, hanya berhenti bergeser hanya ketika menjangkau AS2 pada waktu ekonomi yang telah kembali ke tingast tarip ketingkat kumpulan persediaan.
            Jika uang beredar meningkat tahun depan, kumpulan kurva permintaan akan bergeser di sebelah kanan lagi ke AD3, dan kumpulan kurva penawaranakan bergeser dari AS2 ke AS3, ekonomi akan kemudian bergerak ketitik 2dan kemudian 3, dimana harga tingkatan telah bangkit untuk P3. Jika uang beredar melanjut untuk berkembang dalam tahun berikutnya ekonomi akan melanjut bergerak ketingkatan harga lebih tinggi dan semakin tinggi. Sepanjang uang beredar tumbuh proses ini akan berlanjut, dan inflasi terjadi.

Analisis Kaum Keynes
Analisis Keynes menunjukkan bahwa jumlah uang beredar terus meningkat akan memiliki efek yang sama pada kurva permintaan dan penawaran agregat. Kurva permintaan agregat akan terus bergeser ke kanan, dan penawaran agregat kurva akan terus bergeser ke kiri. Kesimpulannya adalah sama bahwa monetaris mencapai sebuah pasokan uang yang berkembang pesat akan menyebabkan tingkat harga naik terus pada tingkat tinggi, sehingga menghasilkan inflasi. Bisakah faktor selain uang menghasilkan inflasi yang tinggi dalam analisis Keynesian? Jawabannya adalah tidak. Hasil ini mungkin kejutan Anda. Untuk melihat mengapa Keynesian juga melihat inflasi yang tinggi sebagai fenomena moneter, mari kita memeriksa apakah mereka memungkinkan analisis faktor-faktor lain untuk menghasilkan tinggi inflasi tidak adanya tingkat tinggi pertumbuhan uang.

Dapatkah Kebijakan Fiskal sendiri Menghasilkan Inflasi?

Dalam tingkat inflasi, tingkat harga terus meningkat. Namun, jika pengeluaran pemerintah meningkat terus, kita bisa mendapatkan terus kenaikan tingkat harga. Tampaknya analisis Keynesian inflasi selalu merupakan hasil dari pertumbuhan uang. Masalahnya dengan argumen ini adalah bahwa tingkat terus meningkat dari pengeluaran pemerintah bukan kebijakan yang layak. Ada batas pada jumlah total kemungkinan belanja pemerintah; pemerintah tidak bisa menghabiskan lebih dari 100% dari PDB. Bahkan, jauh sebelum batas ini tercapai, proses politik akan menghentikan kenaikan pengeluaran pemerintah. Seperti terungkap dalam perdebatan terus-menerus di Kongres lebih dari seimbang anggaran dan pengeluaran pemerintah, baik publik dan politisi tertentu. Target tingkat pengeluaran pemerintah yang mereka anggap tepat, meskipun penyimpangan kecil dari tingkat ini mungkin ditoleransi, penyimpangan besar tidak akan. Memang, publik danpersepsi politik menentukan batasan ketat pada tingkat di mana pengeluaran pemerintahdapat meningkatkan.
Bagaimana sisi lain dari kebijakan fiskal-pajak? Bisa pemotongan pajak yang terus-menerus menghasilkaninflasi terjadi? Sekali lagi jawabannya tidak. Akan ada satu-shotkenaikan tingkat harga, tetapi kenaikan laju inflasi hanya akan bersifat sementara.Kita dapat meningkatkan tingkat harga dengan memotong pajak lebih banyak, tetapi proses ini harus berhenti-setelah pajak mencapai nol, mereka tidak dapat dikurangi lebih lanjut. kita harus menyimpulkan, kemudian, bahwa analisis Keynesian menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi tidak dapat didorong oleh kebijakan fiskal sendiri.
Dapatkah fenomena Supply Sendiri Menghasilkan Inflasi?
Karena pasokan guncangan dan pekerja berupaya untuk meningkatkan upah mereka dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kiri, Anda mungkin menduga bahwa sisi penawaran fenomena sendiri bisa menstimulasi inflasi. Sekali lagi, kita dapat menunjukkan bahwa kecurigaan ini tidak benar. Misalkan minyak embargoĆ¢ €" yang meningkatkan harga minyak (atau pekerja dapat telah berhasil mendorong upah mereka). Hasil bersih dari guncangan penawaran adalah bahwa kita kembali bekerja penuh di tingkat harga awal, dan tidak ada inflasi terus. Tambahan pasokan guncangan negatif yang lagi menggeser kurva penawaran agregat ke kiri akan mengakibatkan hasil yang sama: Tingkat harga akan naik sementara, namun inflasi tidak akan menghasilkan. Kesimpulan bahwa kita telah mencapai adalah sebagai berikut: sisi penawaran fenomena tidak dapat menjadi sumber inflasi tinggi.
Permintaan agregat dan penawaran menunjukkan bahwa analisis pandangan Keynesian dan monetaris dari proses inflasi tidak sangat berbeda. Keduanya percaya bahwa inflasi yang tinggi dapat terjadi hanya dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi uang. Menyadari bahwa dengan inflasi kita berarti melanjutkan kenaikan tingkat harga pada tingkat yang cepat, sebagian besar ekonom setuju dengan Milton Friedman bahwa "inflasi selalu dan di mana pun merupakan fenomena moneter."

Asal Kebijakan Moneter inflasi
Meskipun kita sekarang tahu apa yang harus terjadi untuk menghasilkan inflasi-yang cepat tingkat tinggi pertumbuhan uang-kita masih tidak dapat mengerti mengapa inflasi yang tinggi terjadi sampai kita telah belajar bagaimana dan mengapa kebijakan moneter inflasi terjadi. Jika semua orang setuju bahwa inflasi bukan hal yang baik bagi perekonomian, mengapa kita melihat begitu banyak itu? Mengapa pemerintah mengejar kebijakan moneter inflasi? Karena tidak ada intrinsik diinginkan tentang inflasi dan karena kita tahu bahwa tingkat pertumbuhan uang yang tinggi tidak terjadi dengan sendirinya, ia harus mengikuti bahwa dalam upaya untuk mencapai tujuan lain, pemerintah berakhir dengan tingkat pertumbuhan uang yang tinggi dan inflasi yang tinggi. Pada bagian ini, kita akan membahas kebijakan pemerintah yang merupakan sumber yang paling umum dari inflasi.
Target Ketenagakerjaan Tinggi dan inflasi
Tujuan pemerintah pertama yang paling mengejar yang sering mengakibatkan inflasi kerja yang tinggi. Pemerintah AS berkomitmen oleh hukum (Undang-Undang Ketenagakerjaan tahun 1946 dan Humphrey-Hawkins Act 1978) untuk mempromosikan kerja yang tinggi. Meskipun benar bahwa kedua undang-undang memerlukan komitmen untuk tingkat tinggi kerja yang konsisten dengan tingkat harga yang stabil, dalam praktek pemerintah kita sering mengejar pekerjaan yang tinggi target dengan sedikit perhatian tentang konsekuensi inflasi kebijakan. Hal ini benar terutama di pertengahan 1960-an dan 1970-an, ketika pemerintah mulai mengambil peran lebih aktif dalam upaya untuk menstabilkan pengangguran. Dua jenis inflasi dapat hasil dari kebijakan stabilisasi aktivis untuk mempromosikan kerja yang tinggi: biaya-mendorong inflasi, yang terjadi karena pasokan negatif guncangan atau dorongan oleh para pekerja untuk mendapatkan upah yang lebih tinggi, dan permintaan-tarik inflasi, yang hasil ketika pembuat kebijakan melakukan kebijakan yang menggeser kurva permintaan agregat untuk kanan. Kami sekarang akan menggunakan analisis permintaan agregat dan penawaran untuk memeriksa bagaimana sebuah sasaran kerja yang tinggi dapat menyebabkan untuk kedua jenis inflasi
Biaya-Tekan Inflasi.
Misalkan pekerja memutuskan untuk mencari upah yang lebih tinggi, baik karena mereka ingin meningkatkan riil mereka upah (upah dalam hal barang dan jasa yang mereka dapat membeli) atau karena mereka mengharapkan inflasi menjadi tinggi dan ingin bersaing dengan inflasi.  Pemerintah melangkah untuk memastikan bahwa tidak ada pengangguran yang berlebihan, dan mereka telah mencapai tujuan mereka untuk upah yang lebih tinggi. Karena pemerintah telah, pada dasarnya, diberikanpada tuntutan pekerja untuk upah yang lebih tinggi, sebuah kebijakan aktivis dengan kerja yang tinggitarget sering disebut sebagai kebijakan akomodatif. Para pekerja, setelah makan kue mereka dan memiliki juga, mungkin didorong untuk mencaribahkan lebih tinggi upah. Selain itu, pekerja lain sekarang mungkin menyadari bahwa upah mereka telahjatuh relatif terhadap sesama pekerja ', dan karena mereka tidak ingin ketinggalan,para pekerja akan berusaha untuk meningkatkan upah mereka. Apa peran kebijakan moneter bermain dalam inflasi biaya-push? Sebuah inflasi biaya-push dapat terjadi hanya jika kurva permintaan agregat bergeser terus ke kanan. Dalam analisis Keynesian, pergeseran pertama dari kurva permintaan agregat untuk bisa AD2 dicapai dengan peningkatan satu-shot dalam pengeluaran pemerintah atau penurunan satu-ditembak di pajak. Tapi apa tentang pergeseran ke kanan berikutnya diperlukan dari kurva permintaan agregat untuk AD3, dan berikutnya, dan berikutnya? Batas-batas pada tingkat maksimum pemerintah pengeluaran dan tingkat minimum pajak akan mencegah penggunaan ini ekspansif kebijakan fiskal yang sangat lama.
Oleh karena itu tidak dapat digunakan terus menerus untuk menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Tapi kurva permintaan agregat dapat digeser terus ke kanan dengan terus meningkatkan pasokan uang, yaitu, dengan masuk ke tingkat yang lebih tinggi pertumbuhan uang. Oleh karena itu, inflasi biaya-push adalah fenomena moneter karena tidak dapat terjadi tanpa otoritas moneter mengejar mengakomodasi kebijakan tingkat yang lebih tinggi pertumbuhan uang.
Permintaan-Tarik Inflasi.
Tujuan dari kerja yang tinggi dapat menyebabkan inflasi moneter kebijakan dengan cara lain. Bahkan pada kesempatan kerja penuh, pengangguran selalu hadir karena friksi di pasar tenaga kerja, yang membuat sulit untuk mencocokkan pekerjadengan majikan. Sebuah autoworker pengangguran di Detroit mungkin tidak tahu tentang pekerjaan membuka dalam industri elektronik di California atau, bahkan jika dia tidak, mungkin tidak ingin memindahkan atau dilatih kembali. Jadi tingkat pengangguran ketika ada kesempatan kerja penuh (Tingkat pengangguran alamiah) akan lebih besar dari nol. Jika para pembuat kebijakan yang ditetapkan target untuk pengangguran yang terlalu rendah karena kurang dari tingkat alami pengangguran, ini dapat mengatur panggung untuk tingkat yang lebih tinggi dari pertumbuhan uang dan dihasilkan inflasi. Sekali lagi kita dapat menunjukkan bagaimana ini bisa terjadi menggunakan penawaran agregat dan permintaan diagram.
Jika pembuat kebijakan memiliki target pengangguran (katakanlah, 4%) yang berada di bawah alam tingkat (diperkirakan antara 4 dan 5% saat ini), mereka akan mencoba untuk mencapai output Target yang lebih besar daripada tingkat output tingkat alamiah. Hasil keseluruhan adalah harga yang terus meningkat tingkat-inflasi. Bagaimana pembuat kebijakan terus-menerus menggeser kurva permintaan agregat ke kanan? Kita telah melihat bahwa mereka tidak dapat melakukannya melalui kebijakan fiskal, karena batas pada peningkatan belanja pemerintah dan mengurangi pajak.
Sebaliknya mereka akan harus resor untuk kebijakan moneter ekspansif: peningkatan terus jumlah uang beredar dan karenanya tingkat pertumbuhan uang yang tinggi. Mengejar target yang terlalu tinggi output atau, ekuivalen, terlalu rendah tingkat pengangguran adalah sumber dari kebijakan moneter inflasi dalam situasi ini, tetapi tampaknya tidak masuk akal untuk pembuat kebijakan untuk melakukan hal ini.
Mereka tidak memperoleh manfaat dari tingkat lebih tinggi secara permanen output tetapi telah menghasilkan beban inflasi yang. Namun, jika mereka tidak menyadari bahwa tingkat pengangguran target di bawah tingkat alamiah, proses yang kita lihat pada Gambar 6 akan berjalan dengan baik sebelum mereka menyadari kesalahan mereka. Karena inflasi yang dijelaskan hasil dari kebijakan kebijakan 'mengejar yang menggeser kurva permintaan agregat ke kanan, itu disebut inflasi tarikan permintaan.
 Sebaliknya, inflasi biaya-mendorong terjadi ketika pekerja mendorong upah mereka sampai. Apakah mudah untuk membedakan antara mereka dalam praktek? Jawabannya adalah tidak. Kita telah melihat bahwa kedua jenis inflasi akan terkait dengan pertumbuhan uang yang lebih tinggi, sehingga kita tidak dapat membedakan mereka atas dasar ini. Permintaan-tarik inflasi akan terkait dengan periode saat angka pengangguran di bawah tingkat tingkat alamiah, sedangkan biaya-mendorong inflasi dikaitkan dengan periode saat angka pengangguran di atas alam menilai tingkat.
Untuk menentukan jenis inflasi telah terjadi, kita dapat melihat apakah pengangguran telah di atas atau di bawah tingkat tingkat alamiah. Ini akan menjadi mudah jika ekonom dan pembuat kebijakan benar-benar tahu bagaimana mengukur tingkat pengangguran alamiah; sayangnya, ini pertanyaan penelitian yang sangat sulit ini masih belum terpecahkan oleh profesi ekonomi. Selain itu, perbedaan antara biaya-dorong dan permintaan-tarik inflasi kabur, karena inflasi biaya-push dapat dimulai dengan permintaan-tarik inflasi: Ketika inflasi permintaan tarik menghasilkan tingkat inflasi yang lebih tinggi, inflasi yang diharapkan pada akhirnya akan meningkat dan menyebabkan pekerja untuk menuntut upah yang lebih tinggi sehingga bahwa upah riil mereka tidak jatuh. Dengan cara ini, permintaan-tarik akhirnya dapat memicu inflasi biaya mendorong inflasi.
Permintaan tarik inflasi akan terkait dengan periode saat angka pengangguran di bawah tingkat alamiah , sedang biaya mendorong inflasi dikaitkan dengan periode saat pengangguran di atas nilai tingkat alami. Untuk menentukan jenis inflasi yang telah terjadi, kita dapat melihat apakah pengangguran teah di atas atau di bawah tingkat alamiah. Ini akan menjadi mudah jika  para pembuat kebijakan benar-benar tahu bagaimana mengukur tingkat pengangguran alamiah, selain itu perbedaan antara biaya-dorong dan permintaan- tarik inflasi kabur, karena inflasi biaya-dorong dapat dimulai dengan permintaan- tarik inflasi . ketika inflasi permintaan tarik menghasilkan tingkat inflasi yang lebih tinggi, inflasi yang diharapkan pada akhirnya akan meningkat dan menyebabkan pekerja untuk menuntut upah yang lebih tinggi sehingga upah riil mereka tidak jatuh. Dengan cara ini inflasi permintaan-tarik akhirnya dapat memicu inflasi biaya-dorong.
Dari diskusi tentang uang dan inflasi membuktikan bahwa deficit anggaran adalah sumber lain dari kebijakan moneter inflasi. Kendala Anggaran Pemerintah , karena pemerintah juga harus membayar tagihan yang sama seperti kita. Ada dua alternative membayar pengeluaran yaitu  meningkatkan pendapatan dengan pengadaan pajak atau dengan Utang dengan menerbitkan obligasi pemerintah. Ada juga opsi ketiga yaitu pemerintah dapat menciptakan uang dan menggunakannya untuk membayar barang atau jasa yang mereka beli.
Metode  pembiayaan pengeluaran pemerintah : Defisit anggaran pemerintah DEF, yang sama dengan pengeluaran pemerintah G, kelebihan pendapatan pajak T, harus sama dengan penjumlahan dalam MB dan perubahan obligasi pemerintah yang dimilik public B.rumusnya menjadi: DEF_ G_T__MB_B
Jika defisit pemerintah dibiayai oleh peningkatan kepemilikan obligasi oleh masyarakat tidak ada efek pada basis moneter dan pada suplai uang. Tapi jika defisit pemerintah tidak dibiayai oleh kepemilikan obligasi oleh public , basis moneter dan pasokan uang akan meningkat. Ada beberapa cara memahami hal ini,kasus sederhana adalah ketika kas pemerintah mempunyai hak hukum untuk menerbitkan uang untuk membiayai defisitnya. Pembiayaan ini kemudian sangat mudah ; pemerintah hanya membayar untuk pengeluaran yang melebihi pajak dengan mata uang baru. Oleh karena itu terjadi peningkatan mata uang menambahkan langsung pada basis moneter, basis moneter dan pasokan uang naik.
Namun ketika pemerintah tida memiliki hak untuk menerbitkan mata uang untuk membiayai tagihannya, maka pemerintah pertama harus menerbitkan obligasi untuk public. Jika obligasi ini tidak berakhir di tangan masyarakat , altrnatifnya adalah obligasi tersebut dibeli oleh bank sentral. Kemudian bank sentral harus melakukan pasar terbuka. metode ini disebut mendapatkan utang karena sebagai langkah kedua menunjukkan utang pemerintah yang dikeluarkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang dihapus dari tangan public dan telah digantikan oleh uang. Metode pembiayaan yang lebih langsung ketika pemerintah hanya mata uang secara langsung, walaupun tidak akurat, mencetak uang karena kekuatan uang sebagai basis moneter dibuat dalam proses , bukan dengan mencetak uang kemudian pengeluaran pemerintah tertutupi melainka masih ada kewajiban moneter  kepada public setelah uang dicetak.
Defisit dapat menjadi sumber inflasi yang berkelanjutan hanya jika terus menerus bukan sementara dan jika keuangan pemerintah menciptakan uang bukan menerbitkan obligasi kepada public. Jika inflasi ada hasilnya mengapa pemerintah terus membiayai deficit terus menerus dengan menciptakan uang padahal hal ini menciptakan inflasi. Deficit anggaran yang selama ini hiperinflasi yang begitu besar bahkan ketika pasar modal menerbitkan obligasi pemerintah tidak memiliki kapasitas yang memadahi untuk menangani keinginan untuk menjual jumlah obligasi.
Banyak ekonom berpendapat jika deficit anggaran akan selesai dengan pencetakkan uang. Menurut mereka dengan analisis penawaran dan permintaan pasar obligasi, ketika Departemen Keuangan menerbitkan obligasi dengan public, pasokan obligasi naik, menyebabkan suku bunga bangkit dan harga obligasi jatuh. Fed mepertimbangkan kenaikan suku bunga tidak diharapkan, ia akan menopang harga obligasi dan mengurangi suku bunga.
Pada akhirnya adalah bahwa deficit anggaran pemerintah federal dapat menyebabkan pasar terbuka Cadangan pembelian , yang meningkatkan basis moneter (membuat uang bertenaga tinggi dan meningkatkan jumlah uang beredar. Jika deficit anggaran terus berlanjut sehingga obligasi yang disediakan terus tumbuh, suku bunga akan terus meningkat, dan Fed akan membeli obligasi lagi dan lagi, dan jumlah uang beredar akan terus meningkat.
Namun ekonom , Robert Barro tidak setuju dengan Fed. Barro berpendapat bahwa ketika pemerintah mengalami deficit dan terjadi masalah obligasi, public percaya bahwa itu akan menyebabkan pajak yang lebih tinggi untuk jangka waktu kedepan dalam melunasi obligasi. Public kemudian akan mengantisipasi ini untuk pajak kedepan, dengan permintaan bersih public akan obligasi meningkat. Meskipun inflasi tinggi “selalu ada dimana pun merupakan fenomenamoneter”  dalam arti bahwa fenomenamoneter tidak dapat terjadi tanpa tingkat pertumbuhan uang yang tinggi dan mungkin  harus terjadi kebijakan moneter inflasi. Kedua alasan yang mendasari adalah kepatuhan pembuat kebijakan untuk target kerja yang tingi dan adanya deficit anggaran pemerintah yang terus menerus.

Menjelaskan aplikasi Kenaikan Inflasi AS, 1960-1980
Penyebab terjadinya inflasi AS, bahwa inflasi adalah fenomena moneter  antara 1960-1980. Dalam peride ini terdapat korespondensi yang erat antara gerakan di tingkat inflasi dan tingkat pertumbuhan moneter dari tahun-tahun sebelumnya, karena penelitian menunjukkan bahwa perubahan uang membutuhkan waktu yang lama untuk mempengaruhi tingkat inflasi.  Inflasi tahun-taun tersebut dapat dikaitkan dengan pasokan guncangan dari kenaikan harga minyak dan pangan yang terjadi pada tahun 1973-1975 dan 1978-1980.
Meskipun beberapa ahli ekonomi menemukan pada tahun 1980-an dan 1990 fakta-fakta terhadap hubungan uang – inflasi, dari sudut pandang lain ini sebagai periode yang luar biasa berkarakterisikan fluktiasi yang besar dalam tingkat bunga dan oleh laju innovasi keuangan itu  membuat ukuran yang sebenarnya, dari uang jauh lebih sulit(lihat chapter 3). Dalam pandangannya, periode ini adalah sebuah  penyimpangan dan  corresponden penutup dari uang dan inflasi adalah keyakinan yang sendirinya menekankan kembali.
            Apakah underlying menyebabkan meningkattnya tingkat pertumbuhan, itu kita jumpai yang  sedang terjadi dari tahun 1960 - 1980? Kita sudah mengidentifikasi dua kemungkinan sumber kebijakan moneter inflasi: ketaatan(komitmen) pemerintah untuk target pngurangan pengangguran dan anggaran deficit. Mari kita lihat kalu anggaran deficit dapat menjelaskan perpindahan sebuah kebijakan moneter inflasi oleh rahasia perencanaan(plotting) utang pemerintah terhadap GDP dalam figure 9. Rasio ini memberikan ukuran yang layak(masuk akal), apakah anggaran deficit pemerintah put upward pressure pada tingkat bunga. Hanya jika rasio ini timbul kemungkinan ada tendensi untuk anggaran deficit terhadap munculnya tingkat bunga disebabkan public kemudian menjadi bertanya to hold goverment bons(obligasi) relative terhadap kapasitas mereka untuk memebelinya.
Anehnya, lebih dari 20 tahun, antara periode 1960-1980an, rasio ini sedang jatuh, tidak naik(muncul). Jadi, anggaran deficit U.S dalam priode ini tidak menaikkan tingkat bunga dan tidak begitu memiliki dukungan Fed mengembangkan supplay uang oleh pembelian obligasi(surat berharga). Oleh karena itu, figure 9 memberitahu kita bahwa kita dapat mengatur anggaran deficit sebagai sumber dari naiknya inflasi dalam periode ini.
            Para politisi sering mengeluhkan anggaran deficit dalam priode ini, kenapa deficit not lead to an increase dalam utang – rasio GDP?  Alasannya adalah bahwa dalam periode ini, anggaran deficit U.S cukup kecil, sementara itu  kenaikan dalam dalam stock utang pemerintah masih lebih rendah daripada pertumbuhan nominal GDP, dan rasio(perbandingan) utang terhadap GDP turun. Engkau dapat melihat, bahwa interpretasi angka-angka anggaran deficit adalah sebuah urusan yang rumit.
            Kita sudah mengetahui anggaran deficit sebagai instigatornya; apalagi could be the underlying meyebabkan lebih tinggi tingkat perkembangan uang dan lebih lajunya inflasi dalam 1960 dan 1970? Figure 10, yang mana membandingkan tingkat pengangguran yang actual kepada tingkat pengangguran alami, menunjukkan bahwa ekonomi sedang mengalami penurunan tingkat pengangguran alami dalam semunya tapi satu tahun diantara 1965 dan 1973. Ini member kesan bahwa 1965-1973, perekonomian amerika sedang mengalami permintaan – pull inflasi tergambar dalam figure 6.
            Para pembuat kebijakan(pemimpin)  rupanya mengikuti kebijakan yang berkelanjutan menggeser curva permintaan agregat kearah kanan dalam percobaan menerima sebuah target output yang tinggi. Jadi naik secara berkelanjutan dalam level harga outlined dalam figure 6. Kejadian ini menyebabkan pembuat kebijakan(pemimpin), ahli ekonomi, dan para politisi melakukan dalam pertengahan 1960an, target tingkat pengangguran ke 4%, level pengangguran mereka konsisten dengan harga yang stabil. Banyak ahli ekonomi sekarang setuju bahwa tingkat pengangguran alami pada hakekatnya lebih tinggi di periode ini, antara 5-6%, sebagaimana ditunjukkan dalam Figure 10.
Setelah tahun 1975, tingkat pengangguran secara regular di atas tingkat pengangguran alami. Lain lagi inflasi berkelanjutan. Itu dapat kita lihat pada phenomena dari cost-push inflasi tergambar dalam figure 5(dorongan yang mana lebih awal permintaan-pull inflasi).  Persistence dari inflasi dapat dijeaskan oleh pengetahuan public (masyarakat) bahwa kebijakan pemerintah yang berkelanjutan berkaitan dengan penerimaan tenaga kerja. Dengan lebih tinggi dari tingkat inflasi yang muncul pada awalnya dari permintaan-penuh inflasi, curva supplai agregat(secara keseluruhan) dalam figure 5 berkelanjutan menyebabkan muncul dalam pengangguran bahwa pemimpin akan mencoba mengahapus/menyingkirkan oleh pergeseran curva pemintaan secara agregat kearah kanan. Akibat kelanjutan dari inflasi yang dimulai pada tahun 1960-an.
Perdebatan kebijakan activist/nonactivist
Semua ahli ekonomi memiliki tujuan yang agak mirip- mereka ingin mengurangi pengagguran secara signifikan (menaikkan tenaga kerja yang tinggi) dan kesetabilan harga- dan sekalipun begitu mereka sering memiliki pandangan tidak sama, bagaimana kebijakan akan diselenggarakan. Para activist menganggap self-correcting mechanism melalui upah dan harga penyesuaian(lihat chapter 25) sebagai sangat lambat dan karena itu kebutuhan untuk pemerintahan aktif mengikuti, akomodasi, dengan kebebasan untuk menentukan kebijakan mengentaskan pengangguran yang tinggi bilamana itu berkembang. Nonactivist, membedakan bahwa ekonomi akan diperbaiki jika pemerintah aktip menghindarkan kebijaksanaan penghapusan pengangguran. Kita akan mengeksplor (menggali) kebijakan activist/nonactivist yang diperedebatkan, apakah respon kebijakan boleh jadi ketika perekonomian mengalami pengangguran yang tinggi.
Andaikan para pembuat kebijakan menghadapi ekonomi; yang berpindah ke point 1_in figure 11. Pada point ini, output agregat Y1_adalah menurunkan dari level tingkat alami, dan perekonomian sedang melemah dari tingginya pengangguran. Para pembuat kebijakan (pemimpin) memeiliki dua pilihan yang bergairah: jika mereka adalah nonactivist dan tanpa melakukan apa-apa, kurva supplai agregat  kemungkinan akan menolong sepanjang waktu, bergeser ekonomi dari point_1 ke point 1, dimana tenaga kerja penuh memugar. Penampungan, alternative activist adalah untuk mencona menghilangkan tingginya pengangguran oleh percobaan to shift curva permintaan agregat rightward ke AD2 oleh pengejaran kebijakan ekspansi(pada peningkatan dalam supplay uang, peningkatan dalam perbelanjaan pemerintah, atau pengecilan pajak). Jika pembuat kebijakan(pemimpin) akan menubah curva permintaan agregat ke AD2 secara praktis, perekonomian akan segera ke point 2, dimana ada tenaga kerja penuh. Namun, beberapa type dari lags prepent ini segera berpindah (bergeser) dari hal yang terjadi itu.
1.      Lag data adalah waktu yang dibutuhkan para pembuat keputusan(pemimpin)dalam  memperoleh data yang menceritakan mereka apakah yang sedang terjadi dalam perekonomian. Data akurat pada GDP, contoh, tidak tersedia(didapatkan) hingga beberapa bulan setelah perempat tahun lebih.
2.      Lag pengakuan adalah aktu yang dibutuhkan para pembuat kebijakan untuk memastikan, apakah data itu dapat memeberikan isyarat tentang perekonomian kedepan. Untuk contoh; memperkecil kesalahan, membaca keadaan perekonmian nasional (the organisasi that officially dates business cycles) tidak akan mengumumkan perekonomian berada dalam resesi sampai setidaknya enam bulan setelah ditetapkannya baru dimulai kembali.
3.      Lag legislatif menggambarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perundang-undangan untuk menginplementasikan kebijakan secara particular. Lag legislative tidak eksis untuk sebagian besar tindakan kebijakan moneter seperti pembukaan operasi pasar. Itu bisa, namun, sungguh sangat penting untuk pengimplementasian kebijakan fiscal, ketika itu kadang-kadang dapat enam bulan terhadap satu tahun penyelesaian perundang-undangan mengganti pajak atau perbelanjaan pemerintah.
4.      Lag pelaksanaan adalah waktu yang dibutuhkan oleh pembuat kebijakan(pemimpin) mengganti instrument kebijakan sekali mereka menentukan pada kebijakan yang baru. Kemudian, lag ini tidak penting untuk kelakuan pembukaan operasi pasar sebab  bagian perdagangan Fed dapat memebeli atau menjual obligasi(surat utang) delakukan engan segera upon being told demikian oleh federal open market committee(FOMC). Sebenarnya, pengimplementasian kebijakan fiscal boleh sementara, mengubah daftar pajak.
5.      Lag keefektifan adalah waktu yang dibutuhkan untuk kebijakan sesungguhnya yang memiliki dampak pada perekonomian. Sebuah elemen terpenting dari sudut pandang pengikut moneter adalah bahwa lag keepektifan untuk mengubah dalam supplay uang adalah lama dan variable(dari beberapa bulan terhadap tahun berkelanjutan). Keyneisian biasanya memandang kebijakan fiscal sebagai pemerolehan sebuah lag keepektifan yang lebih pendek dari pada kebijakan moneter( kebijakan fiscal membutuhkan kira-kira setahun hingga efek sepenuhnya  terasa), tapi ada ketidaktentuan subtansial(isi) tentang berapa lama leg ini tidak menentu.
Sekarang, kita memehami konsederasi bahwa dampak keputusan pembuat kebijakan (pemimpin), apakah mengikuti kebijakan activist atau nonactivist, kita dapat menguji ketika tiap-tiap dari kebijakan ini akan lebih baik.

                               
tanggal siklus bisnis) tidak akan menyatakan perekonomian berada dalam resesi sampai setidaknya enam bulan setelah itu telah menentukan bahwa salah satu telah dimulai.
3. Lag legislative merupakan waktu yang dibutuhkan untuk meluluskan undang-undang untuk menerapkan suatu kebijakan tertentu. Lag legislatif tidak digunakan untuk melakukan tindakan kebijakan moneter seperti operasi pasar terbuka. Ini bisa, bagaimanapun, sangat penting untuk pelaksanaan kebijakan fiskal, ketika kadang-kadang dapat mengambil enam bulan sampai satu tahun untuk membuat undang undang mengenai peubahn pajak atau pengeluaran pemerintah.
4. Lag implementasi adalah waktu yang diperlukan bagi para pembuat kebijakan untuk mengubah kebijakan instrument, terkadang mereka telah memutuskan kebijakan baru. Sekali lagi, lag ini tidak penting untuk pelaksanaan operasi pasar terbuka karena perdagangan meja Fed dapat membeli atau menjual obligasi hampir segera setelah diberitahu untuk melakukannya oleh Federal Terbuka Komite Pasar. Benar-benar menerapkan kebijakan fiskal mungkin memakan waktu, bagaimanapun, misalnya saja, mendapatkan badan-badan pemerintah untuk mengubah kebiasaan belanja mereka membutuhkan waktu, sebagai tidak mengubah tabel pajak.
5. Lag efektivitas adalah waktu yang diperlukan untuk kebijakan benar-benar memiliki dampak terhadap perekonomian. Sebuah elemen penting dari sudut pandang monetaris adalah bahwa efektivitas lag untuk perubahan dalam pasokan uang adalah panjang dan variabel (dari beberapa bulan sampai beberapa tahun). Keynesian biasanya melihat kebijakan fiskal  lebih pendek dari lag efektivitas dari kebijakan moneter (kebijakan fiskal berlangsung sekitar satu tahun sampai efek penuh dirasakan), tapi ada ketidakpastian besar tentang berapa lama lag ini.
Sekarang kita mengerti pertimbangan yang mempengaruhi keputusan oleh para pembuat kebijakan, apakah untuk mengejar seorang aktivis atau kebijakan nonactivist, kita dapat memeriksa setiap saat dari kebijakan ini akan lebih baik.
Kasus untuk Kebijakan Aktivis.
Aktivis, seperti Keynesian, melihat upah dan harga proses penyesuaian sangat lambat. Mereka menganggap kebijakan nonactivist mahal, karenalambatnya pergerakan dari perekonomian kembali ke hasil kerja penuh dalam besar hilangnya output. Namun, meskipun tertinggal lima dijelaskan mengakibatkan keterlambatan satu tahun atau dua sebelum kurva permintaan agregat bergeser ke AD2, kurva penawaran agregat juga bergerak sangat sedikit selama waktu ini. Jalur yang tepat bagi para pembuat kebijakan untuk mengejar dengan demikian merupakan kebijakan aktivis perekonomian bergerak ke titik 2 pada Gambar 11.
Kasus untuk Kebijakan Nonactivist
Nonactivists, seperti monetaris, melihat upah dan penyesuaian harga sebagai proses yang lebih cepat dari pada aktivis lakukan dan mempertimbangkan kebijakan nonactivist lebih murah karena output akan segera kembali pada tingkat tingkat alamiah. Mereka berpendapat sebagai seorang aktivis, kebijakan mengakomodasi pergeseran kurva permintaan agregat untuk AD2 adalah mahal, karena menghasilkan volatilitas lebih baik di tingkat harga dan output. Alasannya untuk volatilitas ini adalah bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menggeser kurva permintaan agregat untuk AD2 substansial, sedangkan proses penyesuaian upah dan harga lebih cepat. Oleh karena itu sebelum kurva permintaan agregat bergeser ke kanan, penawaran agregat kurva akan bergeser ke kanan untuk AS2, dan ekonomi akan pindah dari 1_ titik ke titik 1, di mana ia telah kembali ke tingkat suku alami Yn output. Setelah penyesuaian kurva AS2 selesai, pergeseran kurva permintaan agregat untuk AD2 akhirnya berlaku, menyebabkan perekonomian ke titik 2_ di persimpangan AD2 dan AS2. Output agregat di Y2_ sekarang lebih besar daripada tingkat tingkat alamiah (Y2_> Yn), sehingga kurva penawaran agregat sekarang akan bergeser ke kiri kembali ke AS1, perekonomian bergerak ke titik 2, di mana output kembali pada tingkat tingkat alamiah.
Meskipun akhirnya aktivis kebijakan perekonomian bergerak ke titik 2 sebagai pembuat kebijakan dimaksudkan, itu mengarah ke urutan keseimbangan, titik -1 → 1, dan 2 → -2 baik yang di output dan tingkat harga telah sangat variabel: lampaui output nya Target tingkat Yn, dan tingkat harga turun dari P1_ ke P1 dan kemudian naik ke P2_ dan akhirnya ke P2. Karena variabilitas ini tidak diinginkan, pembuat kebijakan akan menjadi lebih baik mengejar kebijakan nonactivist, yang bergerak ekonomi ke titik 1 dan meninggalkannya di sana.
Analisis inflasi pada 1970-an menunjukkan bahwa harapan tentang kebijakan bisa menjadi elemen penting dalam proses inflasi. Memungkinkan untuk harapan tentang kebijakan untuk mempengaruhi bagaimana upah ditetapkan (proses penetapan upah) memberikan tambahan alasan untuk mengejar kebijakan nonactivist.
Apakah Harapan Favor Pendekatan Nonactivist?
Apakah kemungkinan bahwa harapan tentang masalah kebijakan untuk proses penetapan upah memperkuat kasus untuk nonactivist kebijakan? Kasus untuk kebijakan aktivis menyatakan bahwa dengan upah lambat dan penyesuaian harga, kebijakan aktivis kembali ekonomi untuk kerja penuh pada titik 2 jauh lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk sampai ke lapangan kerja pada titik 1 di bawah kebijakan nonactivist. Namun, argumen aktivis tidak memungkinkan untuk kemungkinan (1) bahwa harapan tentang kebijakan penting bagi proses penetapan upah dan (2) bahwa ekonomi mungkin awalnya telah pindah dari titik 1 ke titik 1_ karena upaya oleh para pekerja untuk meningkatkan mereka upah atau guncangan penawaran negatif menggeser kurva penawaran agregat dari AS2 ke AS1. Karena itu kita harus mengajukan pertanyaan berikut tentang kebijakan aktivis: Apakah agregat kurva penawaran terus bergeser ke kiri setelah perekonomian telah mencapai titik 2, terkemuka untuk biaya-mendorong inflasi?
Jawaban atas pertanyaan ini adalah ya jika harapan tentang masalah kebijakan. Kita diskusi biaya-mendorong inflasi pada Gambar 5 menunjukkan bahwa jika pekerja tahu kebijakan yang akan mengakomodasi di masa depan, mereka akan terus mendorong upah mereka naik, dan kurva penawaran agregat akan terus bergeser ke kiri. Akibatnya, pembuat kebijakan dipaksa untuk mengakomodasi menekan biaya dengan terus menggeser permintaan agregat kurva ke kanan untuk menghilangkan pengangguran yang berkembang. Yang akomodatif, aktivis kebijakan dengan target kerja yang tinggi memiliki biaya tersembunyi atau merugikan bahwa dengan baik dapat menyebabkan inflation.
Keuntungan utama dari kebijakan, nonaccommodating nonactivist, pembuat kebijakan di mana jangan mencoba untuk menggeser kurva permintaan agregat dalam menanggapi menekan biaya, adalah bahwa hal itu akan mencegah inflasi. Seperti digambarkan dalam Gambar 4, hasil dari dorongan ke atas terhadap upah dalam menghadapi kebijakan, nonaccommodating nonactivist akan menjadi periode pengangguran di atas tingkat tingkat alamiah, yang pada akhirnya akan menggeser agregat kurva penawaran dan tingkat harga kembali ke posisi awal mereka. Kritik utama kebijakan nonactivist adalah bahwa perekonomian akan menderita periode berlarut-larut pengangguran ketika kurva penawaran agregat bergeser ke kiri. Pekerja, bagaimanapun, akan mungkin tidak mendorong upah yang lebih tinggi untuk memulai dengan jika mereka tahu kebijakan yang akan nonaccommodating, karena keuntungan upah mereka akan menyebabkan periode berlarut-larut pengangguran. Sebuah kebijakan, nonaccommodating nonactivist mungkin tidak hanya keuntungan dari mencegah inflasi, tetapi juga manfaat tersembunyi mengecilkan kiri pergeseran kurva penawaran agregat yang menyebabkan pengangguran yang berlebihan.
Kesimpulannya, jika pendapat pekerja tentang apakah kebijakan yang mengakomodasi atau nonaccommodating penting bagi proses penetapan upah, kasus untuk nonactivist kebijakan lebih kuat.
Apakah Harapan Tentang Cetakan ke Proses Kebijakan Upah-Mengatur?
Jawaban untuk pertanyaan yang sangat penting ini untuk memutuskan apakah aktivis atau nonactivist kebijakan disukai dan sehingga telah menjadi topik utama penelitian saat ini bagi para ekonom, tetapi bukti-bukti yang belum konklusif. Kita bisa bertanya, Namun, apakah harapan-harapan tentang kebijakan tidak mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konteks lain. Informasi ini akan membantu kami jika harapan mengenai apakah kebijakan yang akomodatif penting bagi penetapan upah-proses.
Sebagaimana negosiator yang baik, tahu meyakinkan lawan bahwa Anda akan nonaccommodating sangat penting untuk mendapatkan penawaran yang bagus. Jika Anda melakukan tawar-menawar harga sebuah mobil dengan agen, misalnya, Anda harus meyakinkan dia bahwa Anda dapat dengan mudah berjalan jauh dari kesepakatan dan membeli mobil dari dealer di sisi lain kota. Prinsip ini juga berlaku untuk melaksanakan kebijakan luar negeri-itu adalah untuk keuntungan Anda untuk meyakinkan lawan bahwa Anda akan pergi berperang (akan nonaccommodating) jika tuntutan Anda tidak terpenuhi. Demikian pula, jika lawan Anda berpikir bahwa Anda akan akomodatif, dia akan hampir pasti mengambil keuntungan dari Anda (untuk contoh, lihat Kotak 1). Akhirnya, siapa pun yang pernah berurusan dengan anak dua tahun tahu bahwa semakin banyak Anda berikan dalam (mengejar mengakomodasi kebijakan), semakin menuntut anak menjadi. Harapan rakyat tentang kebijakan yang mempengaruhi perilaku mereka. Akibatnya, sangat masuk akal bahwa harapan tentang kebijakan juga mempengaruhi penetapan upah process.
Kotak 1
Perils Kebijakan Mengakomodasi
Dilema Terorisme. Sebuah dilema besar yang dihadapi kebijakan luar negeri kita dalam beberapa tahun terakhir adalah apakah akan runtuh  pada tuntutan teroris ketika mereka memegang Sandera Amerika. Karena hati kita pergi ke sandera dan keluarga mereka, kita mungkin tergoda untuk mengejar kebijakan mengakomodasi menyerah pada teroris untuk membawa para sandera dengan selamat kembali ke rumah. Namun, kebijakan akomodatif mengejar kemungkinan untuk mendorong teroris untuk mengambil sandera di masa depan.
Dilema terorisme mengilustrasikan prinsip bahwa lawan lebih mungkin untuk mengambil keuntungan dari Anda di masa depan jika Anda mengakomodasi mereka sekarang. Pengakuan prinsip ini, yang menunjukkan bahaya kebijakan akomodatif, menjelaskan mengapa pemerintah di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Israel telah enggan untuk menyerah pada teroris tuntutan meskipun kadang-kadang mengakibatkan kematian sandera.

Kesimpulan berikut dapat dihasilkan dari analisis kami: Aktivis percaya penggunaan kebijakan kebijaksanaan untuk menghilangkan pengangguran yang berlebihan setiap kali berkembang, karena mereka melihat upah dan proses penyesuaian harga sebagai lamban dan tidak responsive harapan tentang kebijakan.
Nonactivists, sebaliknya, percaya bahwa kebijakan berdasarkan kebijaksanaan yang bereaksi terhadap pengangguran yang berlebihan adalah kontra-produktif, karena upah dan harga penyesuaian yang cepat dan karena harapan tentang kebijakan dapat menjadi masalah bagi proses penetapan upah. Nonactivists sehingga menganjurkan penggunaan kebijakan aturan untuk menjaga kurva permintaan agregat dari fluktuasi jauh dari tingkat kecenderunganpertumbuhan tingkat output tingkat alamiah. Monetaris, yang mematuhi nonactivist posisi dan yang juga melihat uang sebagai satu-satunya sumber fluktuasi dalam agregat kurva permintaan, di masa lalu menganjurkan aturan kebijakan dimana Federal Reserve terusjumlah uang beredar tumbuh pada laju yang konstan. Aturan monetaris disebut sebagai konstan-uang-pertumbuhan-tingkat pemerintahan. Karena perilaku kecepatan M1 dan M2, monetaris seperti Bennett dan Alan Meltzer McCallum dari Carnegie Mellon University telah menganjurkan aturan bagi pertumbuhan basis moneter yang disesuaikan untuk perubahan kecepatan masa lalu.
Sebagai analisis kami menunjukkan, unsur penting bagi keberhasilan nonaccommodating Aturan kebijakan adalah bahwa hal itu dapat dipercaya: Publik harus percaya bahwa kebijakan akan sulit dan tidak menyetujui dorongan biaya dengan menggeser kurva permintaan agregatke kanan untuk menghilangkan pengangguran. Dengan kata lain, kebijakan pemerintah perlu kredibilitas sebagai inflasi-pejuang di mata publik. Jika tidak, pekerja akan lebih mungkin untuk mendorong upah yang lebih tinggi, yang akan menggeser kurva penawaran agregat ke kiri setelah ekonomi mencapai kesempatan kerja penuh pada titik seperti titik 2 di Gambar 11 dan akan menyebabkan pengangguran atau inflasi (atau keduanya). Atau, kredibel, nonaccommodating Aturan kebijakan memiliki manfaat yang membuat dorongan biaya kurang kemungkinan dan dengan demikian membantu mencegah inflasi dan meningkatkan potensi pengangguran. Para aplikasi berikut menunjukkan bahwa pengalaman historis baru-baru ini konsisten dengan pentingnya kredibilitas kebijakan sukses.
Pentingnya Aplikasi Kredibilitas untuk Kemenangan Volcker atas Inflasi
Dalam periode dari 1965 hingga 1970-an, para pembuat kebijakan memiliki kredibilitas sedikit karena inflasi-pejuang-reputasi yang memang layak, karena mereka mengejar mengakomodasi kebijakan untuk mencapai kerja yang tinggi. Seperti yang telah kita lihat, Hasil itu bukan satu bahagia. Inflasi melonjak ke tingkat dua digit, sementara tingkat pengangguran tetap tinggi. Untuk memeras inflasi keluar dari sistem,Federal Reserve Paul Volcker di bawah Ketua menempatkan perekonomian melalui dua kembali-to-back resesi pada tahun 1980 dan 1981-1982 (lihat Bab 18). (Data inflasi, pertumbuhan uang, dan pengangguran dalam periode ini adalah ditunjukkan pada Gambar 8 dan 10.)
Hanya setelah resesi yang paling 1981-1982 parah pada periode pasca perang, dengan pengangguran di atas 10% tingkat-tidak Volcker membangun kredibilitas anti-inflasi kebijakan Fed. Pada akhir 1982, inflasi berjalan pada tingkat kurang dari 5%. Salah satu indikasi kredibilitas Volcker datang pada tahun 1983 ketika uang tingkat pertumbuhan dipercepat secara dramatis namun inflasi tidak naik. Pekerja dan perusahaan yakin bahwa jika inflasi mengangkat kepala, Volcker akan mengejar kebijakan nonaccommodating dari quashing itu. Mereka tidak menaikkan upah dan harga, yang akan bergeser ke kiri kurva penawaran agregat dan akan menyebabkan inflasi dan pengangguran. Keberhasilan Volcker kebijakan anti-inflasi terus berlanjut sepanjang sisa masa jabatannya sebagai ketua, yang berakhir pada tahun 1987, pengangguran turun terus, sementara tingkat inflasi tetap di bawah 5%. Volcker kemenangan atas inflasi tercapai karena ia memperoleh kredibilitas cara-dia sulit mendapatkannya.
 Milton Friedman yang terkenal proposisi bahwa "inflasi selalu dan di mana pun merupakan fenomena moneter "adalah didukung oleh bukti sebagai berikut: Setiap Negara yang telah mengalami inflasi, berkelanjutan tinggi juga mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi uang.
Permintaan agregat dan analisis pasokan menunjukkan bahwa Keynesian dan monetaris pemandangan proses inflasi tidak sangat berbeda. Keduanya percaya bahwa inflasi yang tinggi dapat terjadi hanya jika ada tingkat tinggi pertumbuhan uang. Selama kita menyadari bahwa dengan inflasi kita berarti cepat dan terus meningkatkan tingkat harga, hampir semua ekonom setuju dengan proposisi Friedman.
Meskipun inflasi tinggi adalah "selalu dan di mana-mana fenomena moneter "dalam arti bahwa hal itu tidak dapat terjadi tanpa tingkat tinggi pertumbuhan uang, ada alasan mengapa kebijakan moneter inflasi datang tentang. Dua alasan yang mendasari adalah kepatuhan pembuat kebijakan untuk target kerja tinggi dan adanya defisit anggaran pemerintah terus-menerus.
Aktivis percaya pada penggunaan kebijakan kebijaksaan untuk menghilangkan pengangguran yang berlebihan setiap kali itu terjadi karena mereka melihat penyesuaian upah dan harga sebagai lamban dan tidak responsif terhadap harapan tentang kebijakan. Nonactivists mengambil pandangan yang berlawanan dan percaya bahwa kebijakan berdasarkan kebijaksanaan adalah kontraproduktif. Selain itu, mereka menganggap kredibilitas nonaccommodating (Nonactivist) kebijakan anti-inflasi sebagai penting untuk yang sukses.
Konsistensi Waktu
Teori yang berkembang baru-baru ini adalah makroekonomi klasik baru, menunjukkan tentang kebijakan yang penting untuk proses penetapan upah dan pergerakan kurva penawaran agregrat. Kita akan mengeksplor bagaimana teori makroekonomi klasik baru dapat menjadi kesimpulan di chapter Bab 28, ketika kita berbicara tentang implikasi dari hipotesis ekspektasi rasional, dimana harapan Negara dibentuk dari informasi yang tersedia termasuk harapan tentang kebijakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar