PROPOSAL
PENGARUH FIRM
SIZE, TANGIBLE ASSETS, GROWTH OPPORTUNITY, PROFITABILITY, DAN BUSSINESS RISK PADA STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman, perusahaan
dituntut untuk dapat mengelola fungsi-fungsi penting dari perusahaan secara
efektif dan efisien agar dapat menghadapi persaingan global. Tujuan utama dari
setiap perusahaan adalah mencari keuntungan dengan mengutamakan kesejahteraan
para pemegang saham. Hal tersebut merupakan cara untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Dengan peningkatan kesejahteraan para pemegang saham, maka
investasi akan meningkat. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat digunakan
untuk bertahan hidup dan mengembangkan usaha.
Setiap perusahaan tidak terlepas dari permasalahan
dalam memenuhi kebutuhan dananya, karena setiap kegiatan membutuhkan modal
untuk pengembangan usaha. Modal dapat diperoleh dari berbagai sumber. Riyanto (2001:209) menyatakan bahwa pemenuhan dana tersebut berasal dari sumber intern
(internal source) maupun dari sumber ekstern (external source).
Sumber dana intern berasal dari hasil operasi kegiatan perusahaan yaitu
deperesiasi dan laba ditahan. Sedangkan sumber dana ekstern adalah berasal dari
luar perusahaan yaitu utang dan modal sendiri. Jika kebutuhan dana suatu
perusahaan semakin meningkat sedangkan persediaan dana tidak mencukupi, maka
perusahaan dapat menggunakan dana ekstern yaitu dengan berhutang ataupun
mengeluarkan saham.
Manajer
bertanggungjawab atas keputusan pendanaan. Hal tersebut akan sangat menentukan
kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasi. Selain
itu juga akan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Manajemen
pendanaan pada hakekatnya menyangkut keseimbangan antara aktiva dengan pasiva.[1]
Pemilihan susunan dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan,
sedangkan pemilihan dari pasiva akan menentukan struktur financial (struktur pendanaan) dan struktur
modal perusahaan (Bambang Riyanto, 1995).
Keputusan
manajer dalam menentukan sumber pendanaan sangat berpengaruh terhadap struktur
modal perusahaan. Pecking Order Theory (Myers 1984 dalam Azid 2005) menyatakan
bahwa perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan yang berasal dari intern
daripada ekstern. Hal tersebut disebabkan karena pendanaan yang berasal dari
sumber internal tidak menimbulkan biaya modal.
Struktur
modal merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan
yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal
sendiri.[2]
Struktur modal terdiri dari modal sendiri di tambah dengan hutang jangka
panjang yaitu hutang yang pelunasannya lebih dari 1 tahun.[3]
Sedangkan pendapat Weston & Brigham (1993) yang diungkapkan dalam Nurrohim
(2008), struktur modal juga dapat diartikan sebagai “komposisi dari campuran
dana dari keuangan yang akan diinvestasikan dalam kegiatan usaha, komposisi ini
sebagian besar dibiayai dari hutang dan modal usaha”. Struktur modal yang
optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan
modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata (Martono dan Agus, 2007).
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan
diantaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan,
profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, ukuran perusahaan, dan fleksibilitas keuangan
(Brigham dan Houston, 2001). Sedangkan menurut McCue dan Ozcan sebagaimana yang
dikutip oleh Saidi, beberapa faktor penting yang mempengaruhi struktur modal
antara lain risiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan,
pertumbuhan aktiva, pajak, struktur kepemilikan perusahaan, sistem pembayaran
dari konsumen dan kondisi pasar.[4]
Dalam peneltian ini variabel-variabel yang akan diteliti antara lain adalah firm size, tangible assets, growth opportunity,
profitbility dan bussiness risk.
Ukuran
perusahaan (Firm size) perlu dipertimbangkan kaitannya dengan struktur modal. Menurut Ariyanto (2002) dalam Indrawati
dan Suhendro (2006), besar kecilnya perusahaan akan berpengaruh terhadap
struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula
kesempatan melakukan investasi dan memperoleh akses sumber dana. Hendri dan
Sutapa (2006) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
struktur modal. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sofilda dan
Maryani (2007) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
struktur modal.
Struktur
aktiva (Tangible assets) yang besar pada suatu perusahaan akan memiliki
kesempatan menggunakan utang lebih banyak. Kebanyakan perusahaan industri
dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan
mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri,
sedangkan hutang sifatnya hanya sebagai pelengkap.[5]
Menurut Rahmawati (2008) menemukan bahwa struktur aktiva yang meningkat akan
membuat struktur modal meningkat juga. Sedangkan Sartono dan Sriharto (1999) tangible asset yang diproksi
dengan fixed asset tidak
mempengaruhi struktur modal.
Kesempatan
pertumbuhan (Growth opportunity) tinggi yang dimiliki oleh perusahaan akan
menimbulkan kesenjangan informasi antara manajer dan investor yang berkaitan
dengan kualitas proyek investasi perusahaan. Kesenjangan informasi yang tinggi
akan menyebabkan biaya modal ekuitas saham lebih besar dibanding biaya modal
utang karena dipandang dari sudut investor, modal saham dipandang berisiko
daripada utang. Menurut Kusumawati (2004), kesempatan pertumbuhan atau growth
opportunity juga berpengaruh terhadap struktur permodalan dalam suatu
perusahaan. Disatu pihak pertumbuhan menunjukkan tekanan pembiayaan untuk
proyek-proyek investasi dan perusahaan harus mendanai investasi tersebut dengan
sumber dana internal dan eksternal.[6]
Profitabilitas
(profitability) merupakan tujuan utama perusahaan. Perusahaan yang mampu
mendapatkan keuntungan yang tinggi akan lebih cenderung menggunakan modal
sendiri sebagai dana investasi. perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan
tinggi akan menggunakan hutang yang lebih sedikit.[7]
Sofiati (2001) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa profitabilitas
mempengaruhi struktur modal secara positif signifikan dan juga menyatakan bahwa
utang mempengaruhi ekuitas secara positif signifikan. Penelitian Nguyen, Tran
Dinh Khoi dan Neelakantan Ramachandram (2006) meneliti tentang struktur modal
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada perusahaan ukuran kecil dan sedang
di Vietnam. Hasilnya adalah adanya pengaruh pertumbuhan, risiko bisnis, ukuran
perusahaan jejaring, hubungan dengan bank terhadap struktur modal. Sedangkan
profitabilitas tidak ada pengaruhnya terhadap struktur modal.
Keputusan
struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang
ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau keuntungan
yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001). Resiko bisnis (Bussiness risk)
merupakan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan suatu
kegiatan. Semakin kecil risiko yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin
besar kesempatan perusahaan menggunakan hutang, hal ini sesuai dengan pecking
order teory.[8]
Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel-variabel yang
mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Selain itu
data yang digunakan berbeda dengan penelitian terdahulu, misal penelitian
Siregar (2005) dan Harjanti dan Tandelilin (2007) yang menggunakan data tahun
2005-2007. Sedangkan penelitian ini menggunakan data tahun 2009-2011.
Penelitian ini diharapkan dapat memperbaharui
penelitian sebelumnya. Variabel independen yang dipakai dalam
penelitian ini diseleksi berdasarkan teori-teori dan penelitian empiris
terdahulu dan masih mungkin untuk dikaji kembali dan masih mungkin untuk dikaji
karena ada ketidak-konsistenan beberapa penelitian terdahulu.[9]
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penyusun bermaksud untuk mengkaji tentang faktor fundamental yang berpengaruh
terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Dengan
demikian judul yang diambil dalam penelitian ini adalah: “PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBLE ASSETS, GROWTH
OPPORTUNITY, PROFITABILITY,
DAN BUSSINESS RISK PADA
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan
masalah penelitian adalah:
1. Bagaimanakah
pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur di Indonesia?;
2. Bagaimanakah
pengaruh struktur aktiva
(tangible assets) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
di Indonesia?;
3. Bagaimana pengaruh peluang pertumbuhan (growth opportunity) terhadap
struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia?;
4. Bagaimana pengaruh profitabilitas
(profitability) terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur di Indonesia?;
5. Bagaimana pengaruh risiko bisnis
(bussines risk) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di
Indonesia?;
3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab berbagai isu
terkait dengan etika dan moral bisnis. Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Menguji
pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur di Indonesia,
2. Menguji
pengaruh struktur aktiva
(tangible assets) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
di Indonesia,
3. Menguji pengaruh peluang pertumbuhan (growth opportunity) terhadap
struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia,
4. Menguji
pengaruh profitabilitas
(profitability) terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur di Indonesia,
5. Menguji pengaruh risiko bisnis (bussines
risk) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesi.
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi berbagai
pihak terutama dalam bidang teoritis dan bidang praktis:
1. Bidang
Teoritis
a. Menambah
ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal.
b. Sebagai tambahan bahan referensi bagi
penelitian selanjutnya yang akan dilakukan dengan permasalahan yang sama.
2. Bidang
Praktis
a. Memberikan
informasi kepada perusahaan manufaktur sebagai masukan yang dapat dijadikan
pemikiran dalam menyusun suatu struktur modal yang optimum.
II. LANDASAN TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1.
Tinjauan Pustaka
Penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan
manufaktur di Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian ini
dilakukan guna mendukung dugaan dan membedakan dengan penelitian terdahulu. Berikut
ini penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa penelitian
terdahulu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Ratih Handayani meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Faktor-faktor yang di uji adalah
profitabilitas, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, resiko bisnis, growth
opportunity, kepemilikan manajerial dan struktur aktiva. Dari faktor-faktor
tersebut hanya growth opportunity dan ukuran perusahaan yang terbukti
berpengaruh secara signifikan. Sedangkan profitabilitas, tingakt likuiditas,
resiko bisnis, kepemilikan manajerial dan struktur aktifa tidak berpengaruh
secara signifikan.[10]
Penelitian yang dilakukan oleh Panca
Winahyuningsih, Kertati Sumekar dan Hanar Prasetyo tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia, variabel yang diteliti
adalah pertumbuhan penjualan, profitabilitas, struktur aktiva dan operating
leverage. Dari hasil penelitian tersebut, pertumbuhan penjualan, profitabilitas
dan operating leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
Sedangkan struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil analisis
regresi berganda, variabel pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh lebih besar
dibandingkan dengan dan variabel variabel profitabilitas, struktur aktiva dan
operating leverage. Sampel dalam penelitian ini adalah 49 perusahaan diambil
secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu.[11]
Joni dan Lina
meneliti tentang Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal. Variabel independen dari peneltian ini adalah
pertumbuhan aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, dividen,
dan struktur aktiva. Berdasarkan hasil penelitian ini hanya pertumbuhan aktiva
dan struktur aktiva yang memiliki pengaruh positif terhadap strukur modal. Sedangkan
ukuran perusahaan profitabilitas, resiko bisnis, dan dividen tidak memiliki pengaruh negatif
terhadap struktur modal. Penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun
2005-2007.[12]
Arli Warzuqni
Fadhli meneliti tentang Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI
Tahun 2005-2007. Variabel independen dari pene;itian ini
adalah ukuran perusahaan, resiko bisnis, pertumbuhan aktiva dan profitabilitas
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder dalam bentuk laporan keuangan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory periode tahun 2005-2007.[13]
Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster
propotional random sampling. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda.
Widya
meneliti tentang Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
firm size, tangible assets, growth opportunity, profitability, dan bussiness
risk. Jenis penelitian ini adalah penelitian terapan dan menggunakan data
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan sub sektor manufaktur yang masuk dalam kategori Daftar Efek Syari’ah
(DES) selama periode 2006-2009.[14]
Penelitian yang dilakukan oleh Andi
Kartika tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur
yang telah Go Public Di BEI,
faktor-faktor dalam penelitian ini adalah struktur aktiva, risiko bisnis,
pofitabilitas dan ukuran perusahaan. Hasil pengujian variabel independen
risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modalnya, sedangkan variabel
independen yang lain yaitu struktur aktiva, profitabilitas, dan ukuran
perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.[15]
Andika Lanang Pernanta meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2006-2008. Variabel dalam penelitian ini adalah Ukuran perusahaan, resiko
bisnis, struktur aktiva, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan. Dari
beberapa variabel independen tersebut hanya ririko bisnis yang tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur.
Populasi yang diambil sebagai obyek penelitian adalah saham perusahaan
manufaktur yang listing di BEJ pada periode tahun 2006 sampai tahun 2008
berjumlah 152 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder pada penelitian ini diperoleh dari www.yahoo.finance.com yang
mengumumkan closing price dan IHSG, berbagai buku catatan, laporan
historis yang telah disusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan ataupun yang
tidak dipublikasikan.[16]
Penelitian
yang dilakukan oleh Endang Sri Utami tentang Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur,
variabel inddpenden pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan, resiko
bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur aktiva, dan profitabilitas. Metode
pengumpulan data adalah purposive random sampling. Sumber data
berasal dari Indonesian Capital Market Directory dan laporan
keuangan tahunan perusahaan.[17]
F Rosana Yuniato meneliti tentang
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2004-2009. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah
struktur aktiva, profitabilitas, Non-debt
tax shields, cash holding, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan,
likuiditas, dan umur perusahaan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 yang memiliki laporan keuangan yang
lengkap dan dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD).[18]
Farah Margaretha dan Aditya Rizky
Ramadhan meneliti tentang Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah size,
tangibility, profitability, likuidity, growth, non-debt tax shields, age dan
investmen. Penelitian ini menggunakan data keuangan dari tahun 2005 sampai
tahun 2008 pada industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
serta memiliki data laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian.[19]
Objek penelitian ini adalah 40 perusahaan industri manufaktur, observasi
dilakukan selama 4 tahun, sehingga total objek penelitian adalah 160 perusahaan
manufaktur.
Laksmi Indri Hapsari meneliti tentang Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive And Allied Product). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah ukuran, perusahaan, pertumbuhan aset, resiko bisnis, dan kemampulabaan. Penelitian
ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2008 pada
sektor automotive and allied product yang diterbitkan oleh Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008 dan 2009 yang memuat data
laporan keuangan perusahaan tahun 2006-2008.[20]
Berdasarkan telaah pustaka yang telah
dijelaskan diatas, penelitian ini akan menguji kembali variabel-variabel yang
pernah diteliti sebelumnya. Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini
hanya menggunakan lima variabel independen dan menggunakan data 2009 hingga
2011. Peneliti tertarik menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
pada peusahaan manufaktur dikarenakan masih banyak penelitian terdahulu yang
tidak konsisten dan banyak perusahaan yang ingin mengetahui faktor-faktor apa
saja yang berpengaruh terhadap struktur modal. Selain itu peneliti juga ingin
mengetahui seberapa besar pengaruh firm size, tangible assets, growth
opportunity, profitability dan bussiness risk terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur di Indonesia.
2.
Landasan
Teori
Struktur
modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Struktur modal adalah
perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal
sendiri (Bambang Riyanto, 2001). Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz
(1998) struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka
panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan
saham biasa. Teori tentang struktur modal telah banyak dibicarakan oleh para
peneliti, diantaranya adalah seperti yang dijelaskan dibawah ini.
Pecking
Order Theory dikenalkan pertama kali oleh Donalson pada tahun (1961) sedangkan
penamaan packing order theory dilakukan oleh Myers (1984) (Husnan,
1996). Secara umum teori ini menyukai pendanaan yang berasal dari intern.
Apabila pendanaan yang berasal dari ekstern diperlukan, maka perusahaan akan
menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dulu, yaitu dimulai dengan
penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi
(seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham
baru diterbitkan.[21]
Menurut Myers (1996) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal
internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan
depresiasi. Implikasi pecking order
theory adalah perusahaan tidak menetapkan struktur modal optimal tertentu,
tetapi perusahaan menetapkan kebijakan prioritas sumber dana (Laili Hidayati,
et al, 2001).
Disebut
sebagai pecking order theory karena perusahaan dapat menentukan hirarki sumber
dana yang lebih disukai. Jika sumber dana intern tidak memadai, maka sumber
dana ekstern dapat dijadikan alternatif lain. Teori ini mendasarkan diri atas
informasi asimetrik (asymmetric information), suatu istilah yang
menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak (tentang
prospek, risiko dan nilai perusahaan) daripada pemodal publik.[22]
Agency
Theory dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan William H. Biaya agensi adalah
biaya yang ditimbulkan oleh pengawasan yang ditimbulkan dari pihak manajemen. Biaya
agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk
meyakinkan bahwa manajemem bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian
kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham (Van Horne dan
Wachowicz, 1998). Tarjo (2005) mengemukakan tiga cara untuk meminimalkan biaya
agensi, diantaranya adalah; meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen,
mengurangi free cash flow yang dikuasai oleh manajemen (dengan pembagian
dividen), dan meningkatkan leverage perusahaan.
Agency
theory membahas tentang adanya hubungan keagenan antara prinsipal dan agen.
Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak di mana satu atau lebih prinsipal
menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan
mereka yaitu dengan mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada
agen. dengan principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada agen, dalam
hal ini yaitu pemegang saham. Sedangkan yang disebut agen adalah pihak yang
mengerjakan mandat dari prinsipal, yaitu manajemen yang mengelola perusahaan.
Tujuan utama teori keagenan (agency theory) adalah untuk
menjelaskan bagaimana pihak-pihak
melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk
meminimalisir biaya sebagai
adanya informasi yang tidak asimetris dan kondisi ketidakpastian.[23]
Trade Off Model Theory menggambarkan
bahwa struktur modal yang optimal dapat ditentukan dengan menyeimbangkan
keuntungan atas penggunaan utang dengan cost financial dan agency
problems (Yuniningsih,2002). Teori ini merupakan kesimbangan antara
keuntungan dan kerugian atas penggunaan hutang, dimana dalam keadaan pajak
nilai perusahaan, yaitu adanya informasi yang dimiliki oleh pihak manajemen.[24]
Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan
hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan
biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono,
2003).
Pengorbanan penggunaan utang yang besar
akan berakibat tidak diperbolehkannya penambahan utang kembali. Trade-off
theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax,
biaya kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu
perusahaan memilih struktur modal tertentu (Suad Husnan, 2000). Pengguanan
utang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik
tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaaan utang justru menurunkan nilai
perusahaan (Hartono, 2003).
Teori struktur modal selanjutnya adalah
teori yang dikemukakan oleh Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton
Miller ( yang selanjutnya disebut MM) mempublikasikan artikel keuangan yang
paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu “The Cost of capital,
Corporation Finance, and The Theory of Invesment”. Secara umum teori ini
menjelaskan tentang penghematan pengurangan pajak atas perusahaan yang
menggunakan utang lebih banyak. Intinya adalah tidak ada rasio utang yang
optimal, dan rasio utang tidak menjelaskan nilai perusahaan. sumsi dari teori
ini adalah tidak ada pajak, tidak ada asimetri informasi, dan tidak ada biaya
transaksi.
Pendapat Modigliani – Miller yang
menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilainya bila menggunakan
hutang sebesar – besarnya (dalam keadaan kena pajak) ini mengandung kritik dan
keberatan dari para praktisi keberatan tersebut disebabkan oleh asumsi yang
digunakan Modigliani – Miller dalam analisis mereka, yaitu pasar modal adalah
sempurna.[25]
Adanya ketidaksempurnaan pasar modal menyebabkan pemilik perusahaan atau
pemegang saham mungkin keberatan untuk menggunakan leverage yang ekstrim
karena akan menurunkan nilai profitabilitas. Apabila pasar modal tidak
sempurna, kemungkinan antara lain munculnya biaya kebangkrutan, biaya keagenan
/ adanya informasi asimetris (Husnan 1998).
Teori terakhir yang dibahas dalam
penelitian ini adalah signaling theory. Isyarat atau signal adalah suatu
tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.[26]
Teori ini disusun berdasarkan adanya asymmetric information antara manajer dan
investor. Sinyal yang diberikan manajer kepada investor haruslah berupa sesuatu
yang dapat dipercaya dan tidak mudah ditiru atau mahal. Misalnya sinyal dalam
kebijakan struktur modal yang diberikan adalah berupa dipakainya porsi hutang
yang lebih besar di perusahaan. Maka, porsi hutang yang tinggi dipakai manajer
sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang handal. Investor akan
menilai perusahaan yang lebih tinggi porsi hutangnya dengan harga yang lebih
mahal dibandingkan dengan perusahaan yang rendah porsi hutangnya.[27]
Penilaian yang berkaitan dengan kualitas
perusahaan yang dilakukan investor akan terasa sulit dengan adanya asimmetry
informasi tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena pernyataan yang dibuat
manajer dapat diragukan kebenarannya karena baik perusahaan buruk maupun
perusahaan bagus akan sama-sama mengklaim bahwa perusahaannya memiliki prospek
yang bagus. Karena perusahaan yang
mempunyai prospek yang kurang bagus akan cenderung menjual sahamnya. Apabila
suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya,
maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti
memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun
prospek perusahaan cerah.[28]
3.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan hasil
penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
Ukuran
perusahaan (Firm size). Semakin besar ukuran perusahaan
maka akan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan.
perusahaan yang besar akan lebih memilih pembiayaan yang bersumber dari
ekstern. Güven Sayılgan (1998), Fitrijanti dan Hartono (2002), Dyah Sih Rahayu (2005), dan Astiwi Indriani (2009)
melakukan penelitian tentang ukuran perusahaan
terhadap struktur modal. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ukuran perushaan berpengaruh
positif terhadap struktur modal. Menurut
Saidi (2004) Besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap
struktur modal dengan didasarkan
pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga perusahaan
tersebut akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan cenderung untuk
menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar, menurut penelitian yang
dilakukan para ahli yang menyatakan bahwa ukuran perusahan mempunyai pengaruh
yang positif, yang berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti dengan
kenaikan struktur modal. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan
(firm size) terhadap struktur modal.
Struktur
aktiva (Tangible assets). Seperti dijelaskan oleh Titman dan
Wessels (1988) menyatakan struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aktiva
yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets). Perusahaan
yang memiliki tingkat aktiva tetap yang besar maka aktiva yang dimiliki
perusahaan tersebut dapat digunakan perusahaan sebagai jaminan hutang.[29]
Laili Hidayat (2001) mengemukakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif
terhadap struktur modal. Penelitian dari Sekar Mayang Sari (2001) serta Bhaduri
(2002) mendukung penelitian Laili tersebut, di mana struktur aktiva berpengaruh
positif terhadap struktur modal. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Terdapat pengaruh
struktur aktiva (tangible assets) terhadap struktur modal.
Peluang
pertumbuhan (Growth opportunity). Growth Opportunity adalah kesempatan yang dimiliki
oleh perusahaan dalam mengembangkan dirinya dalam pasar. Implikasinya adalah
perusahaan akan cenderung menggunakan utang terlebih dahulu sebelum menggunakan
saham baru. Dengan demikian growth opportunity juga berpegaruh terhadap
struktur modal.[30]
Berdasarkan teori di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H3: Terdapat pengaruh peluang
pertumbuhan (growth opportunity) terhadap struktur modal.
Profitabilitas
(Profitability). Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu tahunyang dinyatakan
dalam rasio laba operasi dengan penjualan dari data laporan laba rugi akhir
tahun (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Sedangkan rasio profitabilitas mengukur
efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi (Weston dan Copeland, 1992). Penelitian yang dilakukan
oleh Prabansari (2005) dan Nurrohim (2008) yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas
merupakan salah satu hal penting bagi perusahaan. Profitabilitas dan juga
jumlah laba ditahan digunakan sebagai salah satu faktor yang menentukan
struktur pendanaan.[31]
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H4: Terdapat pengaruh
profitabilitas (profitability) terhadap struktur modal.
Risiko
bisnis (Bussiness Risk). Menurut Weston dan Brigham (1994)
serta Husnan (1996), setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat
dari dilakukannya kegaitan operasi perusahaan. Makin besar risiko yang dihadapi
perusahaan maka makin rendah rasio hutang yang digunakan perusahaan, karena
semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang besar akan mempersulit
perusahaan dalam mengembalikan hutang mereka.[32]
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Terdapat pengaruh risiko
bisnis (bussiness risk) terhadap struktur modal.
III.
METODA PENELITIAN
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian
ini merupakan penelitian terapan. Penelitian terapan merupakan tipe penelitian
yang menekankan pada pemecahan masalah –masalah praktis. Penelitian ini
diarahkan untuk menjawab pertanyaan spesifik dalam rangka penentuan kebijakan,
tindakan atau kinerja tertentu.[33]
Sedangkan sifat penelitian ini adalah bersifat kuantitatif. Penelitian
kuantitatif mempunyai tujuan untuk menguji atau verivikasi teori, meletakkan
teori secara deduktif menjadi landasan dalam penemuan dan pemecahan masalah
penelitian.[34]
2.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek yang akan diteliti.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Peneliti memilih meneliti perusahaan
manufaktur, karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling besar
jumlahnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kemampuan analisis dalam satu sektor diharapkan dapat
menghasilkan simpulan yang dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya.
Sampel merupakan sebagian dari elemen-elemen populasi. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilih dengan meggunakan metode purposive
sampling dengan kriteria yang digunakan adalah perusahaan manufaktur
yang menerbitkan laporan tahunannya secara lengkap selama periode 2009-2011. Metode purposive sampling
merupakan metode pengambilan sampel secara tidak acak dengan berdasarkan
pertimbangan dan berdasarkan kuota.
3.
Metode
Pengumpulan Data
Data yang digunakan
dalam peneltian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau data yang dipublikasikan untuk
umum.
4.
Variabel
Penelitian
Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a.
Ukuran perusahaan (Firm size) = ln (total aktiva)
Ukuran
perusahaan adalah ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. ln merupakan natural logaritma dari
total aset.
b.
Struktur aktiva
(Tangible assets) = Total aktiva tetap
Total aktiva
Struktur
aktiva menggambarkan bersarnya kativa yang dapat dijaminkan perusahaan sebagai
kolateral ketika perusahaan melakukan pinjaman kepada kreditur. Struktur aktiva
merupakan proksi aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
c.
Peluang pertumbuhan (Growth opportunity)
Peluang
pertumbuhan adalah kesempatan yang dimiliki perusahaan dalam mengembangkan
dirinya dalam pasar. Variabel ini didefinikan sebagai rasio harga pasar per
lembar saham dibagi nilai buku per lembar saham.[35]
d.
Profitabilitas
(Profitability). Untuk mengukur profitabilitas
dapat menggunakan return on assets sebagai
ukuran profitabilitas. Return on Assets menunjukkan kemampuan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk menghasilkan laba.[36]
Return on Assets merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total
aktiva. Return on Assets dapat diformulasikan sebagai berikut (Riyanto,
2001).
ROA =
EBIT X 100 %
Total aktiva
e.
Risiko bisnis (Bussiness risk) merupakan
resiko perusahaan dalam memenuhi biaya (Gittman, 2003). Risiko bisnis diukur
dengan menghitung fluktuasi laba bersih perusahaan.[37]
dalam peneltian Harjanti dan Tandelilin (2007), risiko bisnis diproksikan
dengan menghitung natural logaritma dari standart deviasi laba bersih
perusahaan.
Risiko bisnis = ln (σ EBIT)
5.
Alat
Uji Statistik
Uji Asumsi Klasik :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas
bertujuan untuk
menguji
apakah
dalam
model regresi, variabel pengganggu
atau
residual
mempunyai
distribusi
normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2007: 110). Model regresi
yang baik adalah
memiliki distribusi
data
normal atau mendekati
normal.
2. Uji
Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti ada hubungan linier yang
sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dari model
yang ada. Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah koefisien regresi
tidak tertentu dan kesalahan standarnya tak terhingga. Hal ini akan menimbulkan
adanya korelasi antar variabel bebas.[38]
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas (Ghozali, 2006).
3. Uji
Autokorelasi
Uji
Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode
t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain.[39]
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi lainnya (Ghozali, 2006).
4. Uji
Heteroskedastisitas
Uji
heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.[40]
Model regrasi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2007).
Uji
Hipotesis:
1. Uji
Regresi Berganda
Analisis
regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
menunjukkan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen
(Ghozali, 2006). Analisis data dimulai dengan menghitung besarnya masing-masing
variabel terikat dan bebas dan dilanjutkan dengan meregresikan variabel bebas
dengan variabel terikat dengan model regresi berganda.[41]
Analisis
regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dengan menentukan
nilai Y (sebagai variabel dependen) dan untuk menaksir nilai – nilai yang
berhubungan dengan X (sebagai variabel independen), dengan menggunakan rumus
statistik:
Y
= a + b1 X1 + b2
X2 + b3 X3 + b4
X + b5 X
Keterangan :
Y = struktur modal
a = harga konstanta (harga Y apabila X= 0)
b =
angka arah
atau koefisien regresi
X1 =
Faktor Ukuran
Perusahaan
X2 =
Faktor Struktur
Aktiva
X3 = Faktor Peluang pertumbuhan
X4 =
Faktor Profitabilitas
X5 =
Faktor Resiko Bisnis
e = Estimasi error
2. Uji Persamaan Regresi
a. Uji
F
Menurut Ghozali (2005) uji stastistik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam
model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Merumuskan
hipotesis:
-
Ho : b1 = b2 = 0 tidak terdapat pengaruh
signifikan
-
Ha : b1 = b2 ≠ 0 terdapat pengaruh
signifikan
Pengambilan
keputusan:
-
Jika probabilitas lebih besar dari 0,05
maka Ha ditolak.
-
Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka Ha diterima.
b. Uji t
Menurut Ghozali (2006) uji stastistik t
pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
-
Merumuskan
hipotesis :
Ho : b1 = 0 tidak terdapat pengaruh
signifikan
Ha : b1 ≠ 0 terdapat pengaruh signifikan
-
Pengambilan
keputusan:
Jika probabilitas
lebih besar dari 0.05 maka Ha ditolak.
Jika
probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima.
c.
Koefisien
Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai R2
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.[42]
DAFTAR PUSTAKA
-
Nugroho, M
Taufan. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
-
Handayani,
Ratih. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13 No.1. hlm.
39-56.
-
Joni dan Lina.
2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal”. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol 12 No.2. Hlm.81-96.
-
Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness
Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah
Tahun 2009-2011. Skripsi.
Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta.
-
Kartika, Andi.
2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur yang telah Go Public Di BEI”. Jurnal Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Vol.1 No.2. Hlm. 105-122.
-
Indriantoro,M,Sc., Akuntan, Dr.Nur, dan
Supomo, M.Si. Akuntan, Drs. Bambang.2011. “Metodologi Penelitian Bisnis; Untuk
Akuntansi & Manajemen”. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
-
http://publikasi.umy.ac.id/index.php/manajemen/article/viewFile/3375/2134,
Diakses pada tanggal 30 Mei 2012.
-
Winahyuningsih, Panca. Kertati Sumekar
dan Hanar Prasetyo. 2009. “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang
Go Public Di Bursa Efek Indonesia”. Diambil dari http://eprints.umk.ac.id/166/1/ANALISIS_FAKTOR-FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_STRUKTUR_MODAL.pdf,
diakses pada tanggal 4 Juni 2012.
-
Fadhli, Arli Warzuqni. 2010. “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI
Tahun 2005-2007”. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
-
Pernanta, Andika Lanang. 2011.
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go
Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana
Universeitas Diponegoro. Semarang.
-
Utami, Endang Sri. 2009. “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Fenomena, Vol.7
No.1. Hlm. 39-47.
-
Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program Sarjana Universitas
Diponegoro. Semarang.
-
Margaretha, Farah dan Aditya Rizky
Ramadhan. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No. 2,
Hlm 119-130.
-
Hapsari, Laksmi Indri. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive And Allied Product).
Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
[1]
Nugroho, M Taufan. 2009. “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hlm.2.
[2] Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011.
Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.3.
[3]http://publikasi.umy.ac.id/index.php/manajemen/article/viewFile/3375/2134,
Diakses pada tanggal 30 Mei 2012. Hlm.2.
[4]
Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness
Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah
Tahun 2009-2011. Skripsi.
Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.4.
[5]
Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness
Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah
Tahun 2009-2011. Skripsi.
Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.4.
[6]
Handayani, Ratih. 2011. “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13 No.1. hlm. 39-56. Hlm.41.
[7]http://publikasi.umy.ac.id/index.php/manajemen/article/viewFile/3375/2134,
Diakses pada tanggal 30 Mei 2012. Hlm.5.
[8]http://publikasi.umy.ac.id/index.php/manajemen/article/viewFile/3375/2134,
Diakses pada tanggal 30 Mei 2012. Hlm.5.
[9]
Joni dan Lina. 2010. “Faltor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No.2.
Hlm.81-96.
[10] Handayani, Ratih. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13
No.1. hlm. 39-56.
[11]
Winahyuningsih, Panca. Kertati Sumekar dan Hanar Prasetyo. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public Di Bursa Efek
Indonesia”. Diambil dari http://eprints.umk.ac.id/166/1/ANALISIS_FAKTOR-FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_STRUKTUR_MODAL.pdf,
diakses pada tanggal 4 Juni 2012. Hlm.2.
[12]Joni dan Lina. 2010. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No.2.
Hlm.81-96. Hlm.2.
[13] Fadhli, Arli Warzuqni. 2010.
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go
Public Di BEI Tahun 2005-2007”. Skripsi. Program Sarjana Universitas
Diponegoro. Semarang
[14]
Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness
Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah
Tahun 2009-2011. Skripsi.
Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.28.
[15] Kartika, Andi.2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur yang telah Go Public Di BEI”. Jurnal Dinamika Keuangan
dan Perbankan, Vol.1 No.2. Hlm. 105-122.
[16]
Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”.
Skripsi. Program Sarjana Universeitas58. Diponegoro. Semarang. Hlm.
[17]
Utami, Endang Sri. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Fenomena, Vol.7 No.1. Hlm. 39-47.
[18]
Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009.
Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.94.
[19]
Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No. 2, Hlm 119-130.
[20] Hapsari, Laksmi Indri. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive And Allied
Product). Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
[21]
Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”.
Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm. 29.
[22]
Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009.
Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.47.
[23]
Fadhli, Arli Warzuqni. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI Tahun 2005-2007”. Skripsi. Program
Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.24.
[24] Pernanta, Andika Lanang. 2011.
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go
Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana
Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.30.
[25]
Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”.
Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.32.
[26]
Hapsari, Laksmi Indri. 2010. “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive
And Allied Product). Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro.
Semarang. Hlm.46.
[27]
Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness
Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah
Tahun 2009-2011. Skripsi.
Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta.
[28]Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness
Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah
Tahun 2009-2011. Skripsi.
Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.20.
[29]Yuniati,
F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program
Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.62.
[30] Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011.
Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.24.
[31]Yuniati,
F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program
Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.64.
[32] Pernanta, Andika Lanang. 2011.
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go
Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana
Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.50.
[33]Indriantoro,M,Sc., Akuntan,
Dr.Nur, dan Supomo, M.Si. Akuntan, Drs. Bambang.2011. “Metodologi Penelitian
Bisnis; Untuk Akuntansi & Manajemen”. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Hlm.
24.
[35]Widya.
2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth
Opportunity, Profitability,
dan Bussiness Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011.
Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.30.
[36]
Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009.
Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.90.
[37]Joni
dan Lina. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal”. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol 12 No.2. Hlm.81-96. Hlm.92.
[38]Pernanta,
Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”.
Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.60
[39]
Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”.
Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.60-61.
[40]Yuniati,
F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program
Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.105.
[41]
Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”.
Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.62.
[42]Yuniati,
F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program
Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.106
Tidak ada komentar:
Posting Komentar