Minggu, 20 Oktober 2013

PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBLE ASSETS, GROWTH OPPORTUNITY, PROFITABILITY, DAN BUSSINESS RISK PADA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

PROPOSAL
PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBLE ASSETS, GROWTH OPPORTUNITY, PROFITABILITY, DAN BUSSINESS RISK PADA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

I.                PENDAHULUAN

1.               Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman, perusahaan dituntut untuk dapat mengelola fungsi-fungsi penting dari perusahaan secara efektif dan efisien agar dapat menghadapi persaingan global. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah mencari keuntungan dengan mengutamakan kesejahteraan para pemegang saham. Hal tersebut merupakan cara untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan peningkatan kesejahteraan para pemegang saham, maka investasi akan meningkat. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat digunakan untuk bertahan hidup dan mengembangkan usaha.
Setiap perusahaan tidak terlepas dari permasalahan dalam memenuhi kebutuhan dananya, karena setiap kegiatan membutuhkan modal untuk pengembangan usaha. Modal dapat diperoleh dari berbagai sumber. Riyanto (2001:209) menyatakan bahwa pemenuhan dana tersebut berasal dari sumber intern (internal source) maupun dari sumber ekstern (external source). Sumber dana intern berasal dari hasil operasi kegiatan perusahaan yaitu deperesiasi dan laba ditahan. Sedangkan sumber dana ekstern adalah berasal dari luar perusahaan yaitu utang dan modal sendiri. Jika kebutuhan dana suatu perusahaan semakin meningkat sedangkan persediaan dana tidak mencukupi, maka perusahaan dapat menggunakan dana ekstern yaitu dengan berhutang ataupun mengeluarkan saham.

Manajer bertanggungjawab atas keputusan pendanaan. Hal tersebut akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasi. Selain itu juga akan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Manajemen pendanaan pada hakekatnya menyangkut keseimbangan antara aktiva dengan pasiva.[1] Pemilihan susunan dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan dari pasiva akan menentukan struktur financial (struktur pendanaan) dan struktur modal perusahaan (Bambang Riyanto, 1995).
Keputusan manajer dalam menentukan sumber pendanaan sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Pecking Order Theory (Myers 1984 dalam Azid 2005) menyatakan bahwa perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan yang berasal dari intern daripada ekstern. Hal tersebut disebabkan karena pendanaan yang berasal dari sumber internal tidak menimbulkan biaya modal.
Struktur modal merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.[2] Struktur modal terdiri dari modal sendiri di tambah dengan hutang jangka panjang yaitu hutang yang pelunasannya lebih dari 1 tahun.[3] Sedangkan pendapat Weston & Brigham (1993) yang diungkapkan dalam Nurrohim (2008), struktur modal juga dapat diartikan sebagai “komposisi dari campuran dana dari keuangan yang akan diinvestasikan dalam kegiatan usaha, komposisi ini sebagian besar dibiayai dari hutang dan modal usaha”. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata (Martono dan Agus, 2007).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan diantaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, ukuran perusahaan, dan fleksibilitas keuangan (Brigham dan Houston, 2001). Sedangkan menurut McCue dan Ozcan sebagaimana yang dikutip oleh Saidi, beberapa faktor penting yang mempengaruhi struktur modal antara lain risiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, pajak, struktur kepemilikan perusahaan, sistem pembayaran dari konsumen dan kondisi pasar.[4] Dalam peneltian ini variabel-variabel yang akan diteliti antara lain adalah firm size, tangible assets, growth opportunity, profitbility dan bussiness risk.
Ukuran perusahaan (Firm size) perlu dipertimbangkan kaitannya dengan struktur  modal. Menurut Ariyanto (2002) dalam Indrawati dan Suhendro (2006), besar kecilnya perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula kesempatan melakukan investasi dan memperoleh akses sumber dana. Hendri dan Sutapa (2006) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sofilda dan Maryani (2007) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Struktur aktiva (Tangible assets) yang besar pada suatu perusahaan akan memiliki kesempatan menggunakan utang lebih banyak. Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang sifatnya hanya sebagai pelengkap.[5] Menurut Rahmawati (2008) menemukan bahwa struktur aktiva yang meningkat akan membuat struktur modal meningkat juga. Sedangkan Sartono dan Sriharto (1999) tangible asset yang diproksi dengan fixed asset tidak mempengaruhi struktur modal.
Kesempatan pertumbuhan (Growth opportunity) tinggi yang dimiliki oleh perusahaan akan menimbulkan kesenjangan informasi antara manajer dan investor yang berkaitan dengan kualitas proyek investasi perusahaan. Kesenjangan informasi yang tinggi akan menyebabkan biaya modal ekuitas saham lebih besar dibanding biaya modal utang karena dipandang dari sudut investor, modal saham dipandang berisiko daripada utang. Menurut Kusumawati (2004), kesempatan pertumbuhan atau growth opportunity juga berpengaruh terhadap struktur permodalan dalam suatu perusahaan. Disatu pihak pertumbuhan menunjukkan tekanan pembiayaan untuk proyek-proyek investasi dan perusahaan harus mendanai investasi tersebut dengan sumber dana internal dan eksternal.[6]
Profitabilitas (profitability) merupakan tujuan utama perusahaan. Perusahaan yang mampu mendapatkan keuntungan yang tinggi akan lebih cenderung menggunakan modal sendiri sebagai dana investasi. perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi akan menggunakan hutang yang lebih sedikit.[7] Sofiati (2001) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa profitabilitas mempengaruhi struktur modal secara positif signifikan dan juga menyatakan bahwa utang mempengaruhi ekuitas secara positif signifikan. Penelitian Nguyen, Tran Dinh Khoi dan Neelakantan Ramachandram (2006) meneliti tentang struktur modal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada perusahaan ukuran kecil dan sedang di Vietnam. Hasilnya adalah adanya pengaruh pertumbuhan, risiko bisnis, ukuran perusahaan jejaring, hubungan dengan bank terhadap struktur modal. Sedangkan profitabilitas tidak ada pengaruhnya terhadap struktur modal.
Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001). Resiko bisnis (Bussiness risk) merupakan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan suatu kegiatan. Semakin kecil risiko yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin besar kesempatan perusahaan menggunakan hutang, hal ini sesuai dengan pecking order teory.[8]
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Selain itu data yang digunakan berbeda dengan penelitian terdahulu, misal penelitian Siregar (2005) dan Harjanti dan Tandelilin (2007) yang menggunakan data tahun 2005-2007. Sedangkan penelitian ini menggunakan data tahun 2009-2011.
Penelitian ini diharapkan dapat memperbaharui penelitian sebelumnya. Variabel independen yang dipakai dalam penelitian ini diseleksi berdasarkan teori-teori dan penelitian empiris terdahulu dan masih mungkin untuk dikaji kembali dan masih mungkin untuk dikaji karena ada ketidak-konsistenan beberapa penelitian terdahulu.[9] Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun bermaksud untuk mengkaji tentang faktor fundamental yang berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Dengan demikian judul yang diambil dalam penelitian ini adalah: PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBLE ASSETS, GROWTH OPPORTUNITY, PROFITABILITY, DAN BUSSINESS RISK PADA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA”.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah:
1.     Bagaimanakah pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia?;
2.     Bagaimanakah pengaruh struktur aktiva (tangible assets) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia?;
3.     Bagaimana pengaruh peluang pertumbuhan (growth opportunity) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia?;
4.     Bagaimana pengaruh profitabilitas (profitability) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia?;
5.     Bagaimana pengaruh risiko bisnis (bussines risk) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia?;
3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab berbagai isu terkait dengan etika dan moral bisnis. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.     Menguji pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia,
2.     Menguji pengaruh struktur aktiva (tangible assets) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia,
3.     Menguji pengaruh peluang pertumbuhan (growth opportunity) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia,
4.     Menguji pengaruh profitabilitas (profitability) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia,
5.     Menguji pengaruh risiko bisnis (bussines risk) terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesi.
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama dalam bidang teoritis dan bidang praktis:
1.     Bidang Teoritis
a.      Menambah ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal.
b.      Sebagai tambahan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan dilakukan dengan permasalahan yang sama.
2.     Bidang Praktis
a.      Memberikan informasi kepada perusahaan manufaktur sebagai masukan yang dapat dijadikan pemikiran dalam menyusun suatu struktur modal yang optimum.

II. LANDASAN TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1.               Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian ini dilakukan guna mendukung dugaan dan membedakan dengan penelitian terdahulu. Berikut ini penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratih Handayani meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Faktor-faktor yang di uji adalah profitabilitas, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, resiko bisnis, growth opportunity, kepemilikan manajerial dan struktur aktiva. Dari faktor-faktor tersebut hanya growth opportunity dan ukuran perusahaan yang terbukti berpengaruh secara signifikan. Sedangkan profitabilitas, tingakt likuiditas, resiko bisnis, kepemilikan manajerial dan struktur aktifa tidak berpengaruh secara signifikan.[10]
Penelitian yang dilakukan oleh Panca Winahyuningsih, Kertati Sumekar dan Hanar Prasetyo tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia, variabel yang diteliti adalah pertumbuhan penjualan, profitabilitas, struktur aktiva dan operating leverage. Dari hasil penelitian tersebut, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan operating leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil analisis regresi berganda, variabel pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan dan variabel variabel profitabilitas, struktur aktiva dan operating leverage. Sampel dalam penelitian ini adalah 49 perusahaan diambil secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.[11]
Joni dan Lina meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Variabel independen dari peneltian ini adalah pertumbuhan aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, dividen, dan struktur aktiva. Berdasarkan hasil penelitian ini hanya pertumbuhan aktiva dan struktur aktiva yang memiliki pengaruh positif terhadap strukur modal. Sedangkan ukuran perusahaan profitabilitas, resiko bisnis, dan  dividen tidak memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal. Penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun 2005-2007.[12]
Arli Warzuqni Fadhli meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI Tahun 2005-2007. Variabel independen dari pene;itian ini adalah ukuran perusahaan, resiko bisnis, pertumbuhan aktiva dan profitabilitas secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk laporan keuangan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory periode tahun 2005-2007.[13] Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster propotional random sampling. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.
Widya meneliti tentang Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Variabel independen dalam penelitian ini adalah firm size, tangible assets, growth opportunity, profitability, dan bussiness risk. Jenis penelitian ini adalah penelitian terapan dan menggunakan data kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sub sektor manufaktur yang masuk dalam kategori Daftar Efek Syari’ah (DES) selama periode 2006-2009.[14]
Penelitian yang dilakukan oleh Andi Kartika tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang telah Go Public Di BEI, faktor-faktor dalam penelitian ini adalah struktur aktiva, risiko bisnis, pofitabilitas dan ukuran perusahaan. Hasil pengujian variabel independen risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modalnya, sedangkan variabel independen yang lain yaitu struktur aktiva, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.[15]
Andika Lanang Pernanta meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008. Variabel dalam penelitian ini adalah Ukuran perusahaan, resiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan. Dari beberapa variabel independen tersebut hanya ririko bisnis yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Populasi yang diambil sebagai obyek penelitian adalah saham perusahaan manufaktur yang listing di BEJ pada periode tahun 2006 sampai tahun 2008 berjumlah 152 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari www.yahoo.finance.com yang mengumumkan closing price dan IHSG, berbagai buku catatan, laporan historis yang telah disusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan ataupun yang tidak dipublikasikan.[16]
Penelitian yang dilakukan oleh Endang Sri Utami tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur, variabel inddpenden pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan, resiko bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur aktiva, dan profitabilitas. Metode pengumpulan data adalah purposive random sampling. Sumber data berasal dari Indonesian Capital Market Directory dan laporan keuangan tahunan perusahaan.[17]
F Rosana Yuniato meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur aktiva, profitabilitas,  Non-debt tax shields, cash holding, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, likuiditas, dan umur perusahaan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD).[18]
Farah Margaretha dan Aditya Rizky Ramadhan meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah size, tangibility, profitability, likuidity, growth, non-debt tax shields, age dan investmen. Penelitian ini menggunakan data keuangan dari tahun 2005 sampai tahun 2008 pada industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta memiliki data laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian.[19] Objek penelitian ini adalah 40 perusahaan industri manufaktur, observasi dilakukan selama 4 tahun, sehingga total objek penelitian adalah 160 perusahaan manufaktur.
Laksmi Indri Hapsari meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur  yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia  Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive And Allied Product). Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran, perusahaan, pertumbuhan aset, resiko bisnis, dan kemampulabaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2008 pada sektor automotive and allied product yang diterbitkan oleh Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008 dan 2009 yang memuat data laporan keuangan perusahaan tahun 2006-2008.[20]
Berdasarkan telaah pustaka yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini akan menguji kembali variabel-variabel yang pernah diteliti sebelumnya. Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen dan menggunakan data 2009 hingga 2011. Peneliti tertarik menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada peusahaan manufaktur dikarenakan masih banyak penelitian terdahulu yang tidak konsisten dan banyak perusahaan yang ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap struktur modal. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh firm size, tangible assets, growth opportunity, profitability dan bussiness risk terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia.
2.               Landasan Teori
Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Bambang Riyanto, 2001). Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz (1998) struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan saham biasa. Teori tentang struktur modal telah banyak dibicarakan oleh para peneliti, diantaranya adalah seperti yang dijelaskan dibawah ini.
Pecking Order Theory dikenalkan pertama kali oleh Donalson pada tahun (1961) sedangkan penamaan packing order theory dilakukan oleh Myers (1984) (Husnan, 1996). Secara umum teori ini menyukai pendanaan yang berasal dari intern. Apabila pendanaan yang berasal dari ekstern diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.[21] Menurut Myers (1996) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi.  Implikasi pecking order theory adalah perusahaan tidak menetapkan struktur modal optimal tertentu, tetapi perusahaan menetapkan kebijakan prioritas sumber dana (Laili Hidayati, et al, 2001).
Disebut sebagai pecking order theory karena perusahaan dapat menentukan hirarki sumber dana yang lebih disukai. Jika sumber dana intern tidak memadai, maka sumber dana ekstern dapat dijadikan alternatif lain. Teori ini mendasarkan diri atas informasi asimetrik (asymmetric information), suatu istilah yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak (tentang prospek, risiko dan nilai perusahaan) daripada pemodal publik.[22]
Agency Theory dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan William H. Biaya agensi adalah biaya yang ditimbulkan oleh pengawasan yang ditimbulkan dari pihak manajemen. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemem bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham (Van Horne dan Wachowicz, 1998). Tarjo (2005) mengemukakan tiga cara untuk meminimalkan biaya agensi, diantaranya adalah; meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen, mengurangi free cash flow yang dikuasai oleh manajemen (dengan pembagian dividen), dan meningkatkan leverage perusahaan.
Agency theory membahas tentang adanya hubungan keagenan antara prinsipal dan agen. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak di mana satu atau lebih prinsipal menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka yaitu dengan mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. dengan principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada agen, dalam hal ini yaitu pemegang saham. Sedangkan yang disebut agen adalah pihak yang mengerjakan mandat dari prinsipal, yaitu manajemen yang mengelola perusahaan. Tujuan utama teori keagenan (agency theory) adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak  melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir biaya sebagai adanya informasi yang tidak asimetris dan kondisi ketidakpastian.[23]

Trade Off Model Theory menggambarkan bahwa struktur modal yang optimal dapat ditentukan dengan menyeimbangkan keuntungan atas penggunaan utang dengan cost financial dan agency problems (Yuniningsih,2002). Teori ini merupakan kesimbangan antara keuntungan dan kerugian atas penggunaan hutang, dimana dalam keadaan pajak nilai perusahaan, yaitu adanya informasi yang dimiliki oleh pihak manajemen.[24] Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono, 2003).
Pengorbanan penggunaan utang yang besar akan berakibat tidak diperbolehkannya penambahan utang kembali. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu (Suad Husnan, 2000). Pengguanan utang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaaan utang justru menurunkan nilai perusahaan (Hartono, 2003).
Teori struktur modal selanjutnya adalah teori yang dikemukakan oleh Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller ( yang selanjutnya disebut MM) mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu “The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment”. Secara umum teori ini menjelaskan tentang penghematan pengurangan pajak atas perusahaan yang menggunakan utang lebih banyak. Intinya adalah tidak ada rasio utang yang optimal, dan rasio utang tidak menjelaskan nilai perusahaan. sumsi dari teori ini adalah tidak ada pajak, tidak ada asimetri informasi, dan tidak ada biaya transaksi.
Pendapat Modigliani – Miller yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilainya bila menggunakan hutang sebesar – besarnya (dalam keadaan kena pajak) ini mengandung kritik dan keberatan dari para praktisi keberatan tersebut disebabkan oleh asumsi yang digunakan Modigliani – Miller dalam analisis mereka, yaitu pasar modal adalah sempurna.[25] Adanya ketidaksempurnaan pasar modal menyebabkan pemilik perusahaan atau pemegang saham mungkin keberatan untuk menggunakan leverage yang ekstrim karena akan menurunkan nilai profitabilitas. Apabila pasar modal tidak sempurna, kemungkinan antara lain munculnya biaya kebangkrutan, biaya keagenan / adanya informasi asimetris (Husnan 1998).
Teori terakhir yang dibahas dalam penelitian ini adalah signaling theory. Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.[26] Teori ini disusun berdasarkan adanya asymmetric information antara manajer dan investor. Sinyal yang diberikan manajer kepada investor haruslah berupa sesuatu yang dapat dipercaya dan tidak mudah ditiru atau mahal. Misalnya sinyal dalam kebijakan struktur modal yang diberikan adalah berupa dipakainya porsi hutang yang lebih besar di perusahaan. Maka, porsi hutang yang tinggi dipakai manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang handal. Investor akan menilai perusahaan yang lebih tinggi porsi hutangnya dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan perusahaan yang rendah porsi hutangnya.[27]

Penilaian yang berkaitan dengan kualitas perusahaan yang dilakukan investor akan terasa sulit dengan adanya asimmetry informasi tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena pernyataan yang dibuat manajer dapat diragukan kebenarannya karena baik perusahaan buruk maupun perusahaan bagus akan sama-sama mengklaim bahwa perusahaannya memiliki prospek yang bagus.  Karena perusahaan yang mempunyai prospek yang kurang bagus akan cenderung menjual sahamnya. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.[28]

3.               Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Ukuran perusahaan (Firm size). Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. perusahaan yang besar akan lebih memilih pembiayaan yang bersumber dari ekstern. Güven Sayılgan (1998), Fitrijanti dan Hartono (2002), Dyah Sih Rahayu (2005), dan Astiwi Indriani (2009) melakukan penelitian tentang ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ukuran perushaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Menurut Saidi (2004) Besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan cenderung untuk menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar, menurut penelitian yang dilakukan para ahli yang menyatakan bahwa ukuran perusahan mempunyai pengaruh yang positif, yang berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti dengan kenaikan struktur modal. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap struktur modal.
Struktur aktiva (Tangible assets). Seperti dijelaskan oleh Titman dan Wessels (1988) menyatakan struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aktiva yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets). Perusahaan yang memiliki tingkat aktiva tetap yang besar maka aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut dapat digunakan perusahaan sebagai jaminan hutang.[29] Laili Hidayat (2001) mengemukakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Penelitian dari Sekar Mayang Sari (2001) serta Bhaduri (2002) mendukung penelitian Laili tersebut, di mana struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Terdapat pengaruh struktur aktiva (tangible assets) terhadap struktur modal.
Peluang pertumbuhan (Growth opportunity). Growth Opportunity adalah kesempatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengembangkan dirinya dalam pasar. Implikasinya adalah perusahaan akan cenderung menggunakan utang terlebih dahulu sebelum menggunakan saham baru. Dengan demikian growth opportunity juga berpegaruh terhadap struktur modal.[30] Berdasarkan teori di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3: Terdapat pengaruh peluang pertumbuhan (growth opportunity) terhadap struktur modal.
Profitabilitas (Profitability). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu tahunyang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan penjualan dari data laporan laba rugi akhir tahun (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Sedangkan rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi (Weston dan Copeland, 1992). Penelitian yang dilakukan oleh Prabansari (2005) dan Nurrohim (2008) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas merupakan salah satu hal penting bagi perusahaan. Profitabilitas dan juga jumlah laba ditahan digunakan sebagai salah satu faktor yang menentukan struktur pendanaan.[31] Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Terdapat pengaruh profitabilitas (profitability) terhadap struktur modal.
Risiko bisnis (Bussiness Risk). Menurut Weston dan Brigham (1994) serta Husnan (1996), setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya kegaitan operasi perusahaan. Makin besar risiko yang dihadapi perusahaan maka makin rendah rasio hutang yang digunakan perusahaan, karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang besar akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutang mereka.[32] Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Terdapat pengaruh risiko bisnis (bussiness risk) terhadap struktur modal.

III. METODA PENELITIAN
1.   Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian terapan. Penelitian terapan merupakan tipe penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah –masalah praktis. Penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan spesifik dalam rangka penentuan kebijakan, tindakan atau kinerja tertentu.[33] Sedangkan sifat penelitian ini adalah bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif mempunyai tujuan untuk menguji atau verivikasi teori, meletakkan teori secara deduktif menjadi landasan dalam penemuan dan pemecahan masalah penelitian.[34]
2.               Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Peneliti memilih meneliti perusahaan manufaktur, karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling besar jumlahnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kemampuan analisis dalam satu sektor diharapkan dapat menghasilkan simpulan yang dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Sampel merupakan sebagian dari elemen-elemen populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilih dengan meggunakan metode purposive sampling dengan kriteria yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunannya secara lengkap selama periode 2009-2011. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel secara tidak acak dengan berdasarkan pertimbangan dan berdasarkan kuota.


3.               Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau data yang dipublikasikan untuk umum.
4.               Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a.      Ukuran perusahaan (Firm size) = ln (total aktiva)
Ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. ln merupakan natural logaritma dari total aset.
b.     Struktur aktiva (Tangible assets) = Total aktiva tetap
Total aktiva
Struktur aktiva menggambarkan bersarnya kativa yang dapat dijaminkan perusahaan sebagai kolateral ketika perusahaan melakukan pinjaman kepada kreditur. Struktur aktiva merupakan proksi aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
c.      Peluang pertumbuhan (Growth opportunity) Peluang pertumbuhan adalah kesempatan yang dimiliki perusahaan dalam mengembangkan dirinya dalam pasar. Variabel ini didefinikan sebagai rasio harga pasar per lembar saham dibagi nilai buku per lembar saham.[35]
d.     Profitabilitas (Profitability). Untuk mengukur profitabilitas dapat  menggunakan return on assets sebagai ukuran profitabilitas. Return on Assets menunjukkan kemampuan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk menghasilkan laba.[36] Return on Assets merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Return on Assets dapat diformulasikan sebagai berikut (Riyanto, 2001).
ROA =           EBIT           X    100 %
Total aktiva
e.      Risiko bisnis (Bussiness risk) merupakan resiko perusahaan dalam memenuhi biaya (Gittman, 2003). Risiko bisnis diukur dengan menghitung fluktuasi laba bersih perusahaan.[37] dalam peneltian Harjanti dan Tandelilin (2007), risiko bisnis diproksikan dengan menghitung natural logaritma dari standart deviasi laba bersih perusahaan.
Risiko bisnis = ln (σ EBIT)

5.               Alat Uji Statistik
Uji Asumsi Klasik :
1.     Uji Normalitas
Uji   normalitas   bertujua untuk   menguji   apakah   dalam   model regresi,  variabel  pengganggu  atau  residual  mempunyai  distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007: 110). Model regresi yang  baik  adalah  memiliki  distribusi  data  normal  atau  mendekati normal.
2.     Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti ada hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dari model yang ada. Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah koefisien regresi tidak tertentu dan kesalahan standarnya tak terhingga. Hal ini akan menimbulkan adanya korelasi antar variabel bebas.[38] Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2006).
3.     Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.[39] Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi lainnya (Ghozali, 2006).
4.     Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.[40] Model regrasi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2007).

Uji Hipotesis:
1.     Uji Regresi Berganda
Analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2006). Analisis data dimulai dengan menghitung besarnya masing-masing variabel terikat dan bebas dan dilanjutkan dengan meregresikan variabel bebas dengan variabel terikat dengan model regresi berganda.[41]
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dengan menentukan nilai Y (sebagai variabel dependen) dan untuk menaksir nilai – nilai yang berhubungan dengan X (sebagai variabel independen), dengan menggunakan rumus statistik:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X + b5 X
Keterangan       :
Y            = struktur modal
a             = harga konstanta (harga Y apabila X= 0)
b             = angka arah atau koefisien regresi
X1          = Faktor Ukuran Perusahaan
X2          = Faktor Struktur Aktiva
X3           = Faktor Peluang pertumbuhan
X4          = Faktor Profitabilitas
X5                 = Faktor Resiko Bisnis
e    = Estimasi error

2.      Uji Persamaan Regresi
a.      Uji F
Menurut Ghozali (2005) uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Merumuskan hipotesis:
-        Ho : b1 = b2 = 0 tidak terdapat pengaruh signifikan
-        Ha : b1 = b2 ≠ 0 terdapat pengaruh signifikan
Pengambilan keputusan:
-        Jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak.
-        Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima.
b.     Uji t
Menurut Ghozali (2006) uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
-      Merumuskan hipotesis :
Ho : b1 = 0 tidak terdapat pengaruh signifikan
Ha : b1 ≠ 0 terdapat pengaruh signifikan
-         Pengambilan keputusan:
Jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka Ha ditolak.
Jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima.
c.      Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai R2 antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.[42]



DAFTAR PUSTAKA

-        Nugroho, M Taufan. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
-        Handayani, Ratih. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13 No.1. hlm. 39-56.
-        Joni dan Lina. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No.2. Hlm.81-96.
-        Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta.
-        Kartika, Andi. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang telah Go Public Di BEI”. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.1 No.2. Hlm. 105-122.
-        Indriantoro,M,Sc., Akuntan, Dr.Nur, dan Supomo, M.Si. Akuntan, Drs. Bambang.2011. “Metodologi Penelitian Bisnis; Untuk Akuntansi & Manajemen”. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
-        http://publikasi.umy.ac.id/index.php/manajemen/article/viewFile/3375/2134, Diakses pada tanggal 30 Mei 2012.
-        Winahyuningsih, Panca. Kertati Sumekar dan Hanar Prasetyo. 2009.  “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”. Diambil dari http://eprints.umk.ac.id/166/1/ANALISIS_FAKTOR-FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_STRUKTUR_MODAL.pdf, diakses pada tanggal 4 Juni 2012.
-        Fadhli, Arli Warzuqni. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI Tahun 2005-2007”. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
-        Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang.
-        Utami, Endang Sri. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Fenomena, Vol.7 No.1. Hlm. 39-47.
-        Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
-        Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No. 2, Hlm 119-130.
-        Hapsari, Laksmi Indri. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur  yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia  Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive And Allied Product). Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.






[1] Nugroho, M Taufan. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hlm.2.
[2] Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.3.
[4] Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.4.
[5] Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.4.
[6] Handayani, Ratih. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13 No.1. hlm. 39-56. Hlm.41.
[9] Joni dan Lina. 2010. “Faltor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No.2. Hlm.81-96.
[10] Handayani, Ratih. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13 No.1. hlm. 39-56.
[11] Winahyuningsih, Panca. Kertati Sumekar dan Hanar Prasetyo. 2009.  “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”. Diambil dari http://eprints.umk.ac.id/166/1/ANALISIS_FAKTOR-FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_STRUKTUR_MODAL.pdf, diakses pada tanggal 4 Juni 2012. Hlm.2.
[12]Joni dan Lina. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No.2. Hlm.81-96. Hlm.2.
[13] Fadhli, Arli Warzuqni. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI Tahun 2005-2007”. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang
[14] Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.28.
[15] Kartika, Andi.2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang telah Go Public Di BEI”. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.1 No.2. Hlm. 105-122.
[16] Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana Universeitas58. Diponegoro. Semarang. Hlm.
[17] Utami, Endang Sri. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Fenomena, Vol.7 No.1. Hlm. 39-47.
[18] Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.94.
[19] Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No. 2, Hlm 119-130.
[20] Hapsari, Laksmi Indri. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur  yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia  Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive And Allied Product). Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
[21] Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm. 29.
[22] Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.47.
[23] Fadhli, Arli Warzuqni. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI Tahun 2005-2007”. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.24.
[24] Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.30.
[25] Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.32.
[26] Hapsari, Laksmi Indri. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur  yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia  Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive And Allied Product). Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.46.
[27] Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta.
[28]Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.20.
[29]Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.62.
[30] Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.24.
[31]Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.64.
[32] Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.50.
[33]Indriantoro,M,Sc., Akuntan, Dr.Nur, dan Supomo, M.Si. Akuntan, Drs. Bambang.2011. “Metodologi Penelitian Bisnis; Untuk Akuntansi & Manajemen”. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Hlm. 24.
[34]Ibid, Hlm. 70-71.
[35]Widya. 2011. “Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Bussiness Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Indonesia yang Termasuk dalam Daftar Efek Syari’ah Tahun 2009-2011. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri. Yogyakarta. Hlm.30.
[36] Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.90.
[37]Joni dan Lina. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 No.2. Hlm.81-96. Hlm.92.
[38]Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.60
[39] Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.60-61.
[40]Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.105.
[41] Pernanta, Andika Lanang. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Program Sarjana Universeitas Diponegoro. Semarang. Hlm.62.
[42]Yuniati, F Rosana. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.106

Tidak ada komentar:

Posting Komentar