PENDAHULUAN
Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan
keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada
waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena perencanaan
itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu di dalam proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik/
pendekatan secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan
yang terorganisasi. Perencanaan dilakukan untuk menyusun
rangkaian kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Tujuan
tersebut dapat mencakup tujuan umum (goals) dan tujuan khusus
(objectives) suatu kegiatan/ program.
Dalam menyusun rencana
sebaiknya mempertimbangkan sumber- sumber yang
tersedia atau dapat disediakan. Sumber-sumber itu meliputi sumber manusia
dan sumber non-manusia. Sumber manusia mencakup antara lain pamong belajar, fasilitator,
tutor, warga belajar, pimpinan lembaga dan masyarakat.
Sumber non- manusia meliputi fasilitas, alat-alat,
waktu, biaya, lingkungan sosial budaya, lingkungan fisik,
dsb. Dengan perencanaan diharapkan dapat dihindari penyimpangan sekecil mungkin dalam penggunaan sumber-sumber tersebut.
Perencanaan hanya akan dapat dilakukan apabila perencana megenal, mamahami dengan benar kekuatan
dan kelemahan sebagai aspek internal aspek eksternal dari
organisasi/ lembaga atau perencana, sehingga dapat
diungkap tantangan yang akan timbul di masa depan dan peluang yang mungkin
terbuka untuk diraih untuk kebaikan/ peningkatan kinerja. Tanpa
mengetahui aspek-aspek tersebut rencana yang disusun
hanya merupakan angan-angan yang tidak berdasar, karena itulah
diperlukan data yang cermat dan akurat dan terbaru dari semua lini/ komponen
terkait.
Perencanaan yang tidak didukung data, sering menimbulkan
adanya rencana yang tidak akan pernah
tercapai, walaupun didukung oleh sumberdaya yang cukup memadai. Perencanaan memerlukan adanya data dasar yang diterima dan diakui oleh
semua pihak termasuk disemua jenjang organisasi/lembaga
terkait. Setiap ada perubahan harus dilakukan secara
serentak, disemua tingkatan organisasi/ lembaga terkait. Data dasar harus diperbaiki setiap tahun perencanaan. Sering suatu rencana sudah
disusun tanpa si perencana memahami apa yang ada dan
sudah terjadi dan apa penghambat yang dihadapi. Dalam
keadaan seperti ini, tujuan yang disusun dalam rencana tersebut hampir dapat
dipastikan tidak akan dapat dicapai.
Perencanaan sering dianggap sebagai tugas rutin semata, pada hal perencanaan adalah sesuatu yang dinamis, kreatif, dan
inovatif. Perencanaan tidak pasif dan statis, karena
itulah diperlukan kereasi dan rasa memiliki (sense of
ownership) dari para perencana serta rasa malu apabila rencana yang disusun
ternyata tidak realistis dan tidak dapat diwujudkan.
Pada setiap setiap perencanaan, hindarilah ungkapan ”perencanaan untuk perencanaan” yang mengandung
makna ketidakpeduliaan akan tujuan yang dirancang tetapi
hanya asal ada kegiatan. Untuk menyusun rencana yang
dapat direalisasikan dalam kegiatan nyata dan berhasil, diperlukan
bebagai pendekatan untuk mengetahui atau memahami sejumlah informasi yang diperlukan, baik aspek internal maupun aspek ekternal. Salah satu
pendekatan yang dapat digunakan adalah analisis ”SWOT”
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Dalam
kondisi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan tingkat persaingan dalam
merebut pangsa pasar semakin ketat. Upaya pemasaran produk merupakan salah satu
kunci keberhasilan suatu organisasi bisnis, termasuk agribisnis. Kegiatan pemasaran
dapat menjadi sumber kegagalan perusahaan dan atau menjadi tempat pemborosan
jika tidak direncanakan dengan baik.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Metode berasal dari Bahasa Yunani
“Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya
ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek
yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
.
B. PERENCANAAN
STRATEGI
1.
Hakikat Perencanaan
Strategi
Permasalahan
pertama bila mempelajari suatu konsep adalah upaya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yaitu, apa (what),
mengapa (why), dan bagaimana (How). Apa yang dimaksud dengan
perencanaan strategi, mengapa harus mempelajarinya, dan bagaimana memahami
konsep tersebut agar mahir dan tahu betul akan konsep tersebut.
Perencanaan
strategi merupakan pekerjaan mental untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur,
program yang diperlukan untuk mencapai apa yang menjadi strategi. Mempelajari
perencanaan strategi merupakan salah satu alasan yang mendorong menejer untuk
melakukan perencanaan sekaligus tujuan, melalui pemahaman konsep yaitu dengan
membahas bentuk-bentuk perencanaan strategi.
Dalam
setiap kegiatan atau usaha, tentunya
harus ada program serta susunan rencana kerja yang baik dan matang. Hal itu bertujuan untuk memperoleh
keberhasilan yang tinggi dalam usaha atau
kegiatan tersebut. Selain itu perencanaan akan menghindarkan dari
kekeliruan dalam menjalankan bisnis.
Perencanaan
yang baik dan benar yaitu berada dalam posisi atau jalan yang benar. Berada
dalam jalan yang benar akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang benar
atau istilahnya “doing the right thing”.
Setelah melakukan sesuatu dengan benar, selanjutnya adalah
melakukan perencanaan operasional. Perencanaan ini merupakan perencanaan yang
berkaitan dengan operasional ataupun pemilihan metode kerja yang dipergunakan.
Perencanaan ini berupa pemilihan proses produksi (seperti proses produksi
continues dan proses produksi intermitent) ataupun pola produksi (seperti pola
bergelombang dan konstan) yang akan dipergunakan. Pelaksanaan perencanaan ini
berkaitan dengan ungkapan “doing thing right”.
Perencanaan
baik strategi maupun operasional tidak hanya digunakan pada pekerjaan yang
berskala besar dan berdampak panjang namun juga dapat dipraktekkan pada
kegiatan sehari-hari. Yang terpenting adalah mengusahakan agar rencana kerja
harus strategis terlebih dahulu, baru kemudian diikuti perencanaan
operasionalnya.
Dari masing-masing perencanaan, ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan. Aspek dalam perencanaan strategis yaitu, janka panjang,
komprehensif (menyeluruh), integrated (terpadu), skopnya luas, dan daya
tahannya tinggi. Sedangkan aspek dalam perencanaan operasional yaitu, janngka
pendek, terpisah-pisah, parsial (bagian demi bagian), skopnya sempit, dan daya
tahan rendah.
2.
Perencanaan Strategi Dan
Perencanaan Tidak Strategis
Merencanakan
suatu strategi dapat dilakukan dengan :
a. Memberikan
daya beda sebagai magnet bagi konsumen. Dengan memberikan daya beda pada suatu
prroduk yang akan dibuat maka akn membuat konsumen akan loyal dan mungkin
fanatik terhada produk yang dibuat. Inila yang membuat sifat permintaan menjadi
inelastik sehingga akan berdampak bisnis yang dijalani tidak akan mudah untuk
diganggu oleh para pesaing.
b. Memberikan
keunggulan absolute dan keunggulan komparatif yang merupakan sumber untuk
mendapatkan ciri khas dan daya beda suatu produk. Keunggulan absolut merupakan
keunggulan yang dimiliki pengusaha berupa berbagai aset yang tidak dimiliki oleh orang lain. Ini bersifat mutlak dan tidak dapat ditiru.
Sedagkan keunggulan komparatif adalah keunggulan yang dapat dibentuk oleh semua
orang dengan berbagai cara yaitu dengan belajar dan melatih diri.
3.
Sasaran Perencanaan
Strategis
Tujuan yang dapat diciptakan dan merupakan
ukuran dalam merancang strrategi adalah:
a. Keunggulan
posisi persaingan (Comparative Advantage).
Dilakukan dengan meningkatkan posisi persaingan bisnis, dengan membentuk
persaingan seperti prsaingan sempurna, persaingan monopolistic, dan persaingan
oligopoly.
b. Corporate image (citrra
perusahaan). Setelah menduduki leader,
perusahaan harus berusaha untu dapat meraih keberhasilan atau tujuan yang lebih
tinggi yaitu dengan memperole citra atau image yang baik. Diawali dengan
diperolehnya citra atau image
terhadap merek dagang kemudian berkembang menjadi product image, lalu corporate
image hingga country image.
4.
Bentuk-Bentuk Rencana
Strategi
a. Strategi
Generik (Generic strategi)
1) Cost
Leadership.
Cost
Leadership bukan lalu diartikan sebagai kepemimpinan ongkos. Melainkan yang
dimaksud cost leadership disini adalah strategi barang murah. Strategi ini
merupakan strategi untuk menjual barang yang mura namun dengan mutu yang
lumayan bagus.
2)
Product differentiation.
Ini
dilakukan sebagai upaya agar produk yang dibuat berbeda dengan produk lainnya.
Produk yang dibuat disini harus mempunyai kelebihan dan keunggulan sehingga
menjadi daya tarik terhadap konsumen. Apabila sudahh tercapai maka akan dapat
meraih sasaran strategic plan yaitu keunggulan posisi persaingan.
3)
Focus.
Focus
bermaksud memfokuskan target konsumen tertentu dan terbatas serta sempit.
Lingkup yang dimaksud adalah konsumen yang hidup dengan ekonomi atas dengan
status social yang tinggi. Ini dilakukan untuk melayani segmen pasar yang sempit
dan terbatas. Focus terbagi menjadi sua, yaitu Cost Focus dan Differentiation
Focus, dimana masing-masing berkonsentrasi pada segmen paar kelas rendh dengan
menawarkan harga yang murah dan menawarkan produk berharga tinggi.
4)
Strategi keunggulan
teknologi.
Penggunaan
teknologi yang canggih akan membuat suatu produk tidak mudah ditiru oleh
pesaing. Dan dengan strategi keunggulan teknologi menjadi pelindung dari
terpaan persaingan bisnis.
b. Strategi
Reaktif dan Proaktif
1) Strategi
Reaktif. Strategi ini merupakan suatu strategi yang hanya bersifat
membalas apa saja yang harus dilakukan
oleh pesaing.
2)
Strategi Proaktif. Tidak
hanya melakukan tindakan pembalasan tetapi juga mencoba terobosan baru yang
berbeda.
c. Strategi
Bertahan dan Menyerang
1) Strategi
Bertahan
· Status
Quo (Position Defense)
Strategi ini bersifat
alamiah yaitu strategi yang telah ada pada diri setiap priadi untuk
mempertahankan apa yang telah dikuasai (insting). Strategi ini biasa diebut
dengan strategi mempertahankan posisi atau Position Defense karena strategi ini
memang bersifat mempertahankan apa yangtelah dikuasai atau posisi yang telah
dirah. Strategi ini bukan
· Strategi
Mendampingi (Flank Defense)
Strategi dilakukan untuk
menunjukkan kepada pesaing bahwa dia cukup kuat untuk menandinginya. Strategi
ini berusaha untuk mendampingi dan meminta kepada konsumen agar melihat dan
membandingkan antara produk yang dibuat dengan produk pesaing. Strategi ini
biasa dilakukan untuk para pengusaha yang telah memiliki posisi yang tinggi
bagi konsumen.
· Strategi
Menguasai Terlebih dahulu (Preemtive Defense)
Strategi ini berdasar pada
konsep bisnis dalam sebuah ungkapan yaitu “First Come First Conquered”, siapa
yang dating terlebih dahulu dialah yang menguasai.
· Strategi
Serang balik (Counter-Offensive Defense)
Merupakan suatu gebrakan
yang ditujukan bagi para pesaing yang posisinya belum kuat dan masih berada
dibawahnya. Strategi ini dilakukan dengan memamerkan seluruh kekuatan dan
kemampuan guna melemahkan pesaing yang belum berpengalaman.
· Strategi
Berkelit (Mobile Defense)
Strategi ini mengutamakan
kemampuan seseorang untuk menghindar dari serangan lawan dengan maksud untuk
mengecoh lawan serta mencari peluang untuk melakukan serangan. Untuk menerapkan
strategi ini diperlukan adanya keunggulan yang perlu dimiliki oleh perusahaan.
· Strategi
Tinggalkan saja (Contraction Defense)
Strategi ini sangat
proaktif yaitu selalu berusaha untu terus mencari terobosan baru, paradikma
baru usng tentu saja menyulitkan para pesaing untuk mengikuti jejaknya.
2)
Strategi Menyerang
· Serangan
Frontal (Frontal Attack)
Biasanya Akan terjadi
serangan besar-besaran dimana masing-masing pihak terutama yang menyerang pasti
akan mempersiapkan diri untuk mengalahkan para pesaing. Perlawanan tersebut
dilakukan dengan memahami kelemahan-kelemahan lawan.
· Serangan
Mengapit (Flank Attack)
Strategi ini biasa
dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu perusahaan mampu untuk menandinginya.
Cara yang ditempuh yaitu dengan mempengaruhi konsumen untuk mencoba
membandingkan produk barunya dengan produk lama yang dijual oleh pemimpin pasar
yang selama ini telah menguasai pasar. Upaya yang biasa dilakukan dengan
memberikan sampel kepada konsumen (test
drive).
· Serangan
Melingkar (Encirclement Attack)
Strategi ini dilakukan
dengan cara mencari kelemahan yang dimilikioleh pesaing dan kemudian
memanipulasi kelemahan tersebut dengan sebuah cara pandang baru yang dapat
menunjukkan dengan jelas kelemahan tersebut.
· Serangan
Gerilya (Guerrilla Attack)
Pada dasarnya strategi ini
dilakukan dengan berusaha untuk meyusup ke jantung pertahanan lawan dengan cara
memata-matai tanpa diketahui lawan dan kemudian merancang strategi untuk
mengalahkannya.
· Serangan
Lewati saja (Bu-Pass Attack)
Strategi ini merupakan
strategi penyerangan yang paling dinamis, paling proaktif, yang sebaiknya
dilalukan oleh para penantang bisnis yang harus berupaya untuk mencari dan
menghasilkan produk baru yang fungsional. Dengan memiliki keunggulan fungsional
dan teknis yang lebih serta keunggulan teknis, nonteknis, dan psikologis maka
dengan mudah akan dapat melewati para pesaing.
C. PENDEKATAN
SWOT
SWOT
merupakan singkatan dari kata Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Menurut Sihombing
(2000), kata Threats mengandung unsur yang negatif,
sehingga lebih cenderung menggunakan kata yang mengandung
unsur positif yaitu tantangan (Challenges). Pengubahan ancaman menjadi tantangan karena dia melihat bahwa ancaman kalau dikelola
dengan tepat dapat berubah menjadi peluang, sedangkan
tantangan selalu berisi peluang. Sehingga pendekatannya
menjadi SWOC.
1. Kekuatan
Maksud kekuatan dalam analisis ini adalah faktor-fakor yang
mendukung penyelenggaraan program, serta
diakui eksistensinya oleh semua pihak (masyarakat).
Contoh kekuatan-kekuatan yang ada pada program pendidikan luar sekolah antara lain dapat menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di
masyarakat tanpa harus memenuhi persyaratan tertentu/
ketat, yang tidak mungkin dipenuhi oleh masyarakat.
Fasilitas-fasilitas tersebut, antara lain, balai desa, gedung SD dan Puskesmas yang kosong, gedung milik Yayasan ataupun rumah-rumah
penduduk. Penilik PLS dapat melakukan bimbingan kepada
penyelenggara program PLS kapan saja tanpa terikat oleh
jam kantor.
2. Kelemahan
Maksud kelemahan dalam analisis ini adalah permasalahan
yang timbul dari penyelenggaraan program dan hasilnya. Permasalahan
merupakan kelemahan yang dapat berubah menjadi tantangan kelancaran
pelaksanaan tugas/ program. Sebagai contoh disebutkan bahwa maasih banyak gedung-gedung yang ada , baik milik pemerintah maupun milik
yayasan/ swasta belum semua termanfaatkan sebagai tempat
belajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain: (a) rendahnya kesungguhan petugas (penilik/tenaga TLD/
penyelenggara program) dalam mendekati pihak-pihak yang memiliki gedung kosong, untuk dapat dimanfaatkan, (b) masyarakat belum memahami
secara baik dan benar tentang penting dan keuntungan, jika
program PLS diberikan tempat belajar, (3) rendahnya
perhatian pemerintah pada penyediaan tempat belajar
program PLS
3. Peluang
Maksud peluang dari analisis ini adalah hal-hal atau
faktor-faktor dari luar program yang kalau dicermati
dan dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi tumpuan
harapan dimasa depan.Contoh hingga
saat ini masih cukup banyak tenaga terdidik yang belum
mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keinginannya; sehingga
mereka masih menganggur dan dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pendidik (tutor/ fasilitator) dalam program-pogram PLS.
4. Tantangan
Maksud tantangan dalam analisis ini adalah hal-hal yang harus
diatasi, direbut, diperbaiki dan ditingkatkan untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dalam usaha
mencapai tujuan. Tantangan bukan penghambat, tetapi perangsang untuk mendorong perencana pendidikan luar sekolah untuk lebih kreatif
dan dinamis. Tantangan dapat berubah menjadi peluang bagi
perencana yang tidak berperilaku apatis, statis dan mudah
puas.Contoh tantangan, penyebaran
pemukiman baik warga belajar maupun tenaga kependidikan, serta
mobilitas warga belajar merupakan tantangan besar dalam
pembentukan dan dalam mempertahankan kelangsungan
kegiatan/ program PLS. Untuk itu, tantangan- tantangan
yang dihadapi adalah (a) menempatkan kelompok belajar yang dapat terjangkau baik oleh warga belajar maupun tenaga kependidikan /tutor,
dan (b) menemukan strategi-strategi untuk mempertahankan
keutuhan kelompok minimal sampai mereka menyelesaikan
satu program pembelajaran.
D. STRATEGI
PENYUSUNAN RENCANA
Apabila
petugas PLS ingin kegiatan/ programnya terlaksana, dicintai dan dirindukan oleh semua orang termasuk atasan, maka dalam penggalian faktor kekuatan,
kelemahan yang dimiliki dan peluang dan tantangan yang
dihadapi, dapat disusun pola dasar penyusunan rencana
kegiatan/ program.
Apabila
faktor kekuatan
dikaitkan dengan peluang, maka akan dapat dilihat 3 kemungkinan:
1. faktor kekuatan lebih besar dari peluang yang ada. Pada situasi ini program/ kegiatan dapat mengkonsentrasikan diri pada
pemantapan program dan menghindari penurunan kualitas.
2. Faktor kekuatan lebih kecil dari peluang. Disini program/ kegiatan dapat memanfaatkan peluang dengan
mengadakan penyeragaman garis program dan penganekaragaman mutu program.
Sehingga peluang- peluang yang terbuka dapat dimanfaatkan.
3. Faktor kekuatan sama dengan faktorpeluang. Dalam situasi ini program/ kegiatan memfokuskan diri pada peningkatan
kualitas dan mencari peluang yang baru.
Apabila kekuatan dikaitkan dengan tantangan, situasi
yang dihasilkan akan menggambarkan:
1. Fakor kekuatan lebih besar dari faktor
tantangan. Disini program/ kegiatan dapat memperkenalkan
program-program baru karena tidak akan ada hambatan yang berarti.
2. Faktor kelemahan lebih sedikit
dari faktor tantangan. Pada situasi ini program/ kegiatan akan
memperhemat programnya agar mampu mengubah tantangan menjadi peluang;
3. Faktor kekuatan sama
dengan faktor tantangan. Disini dapat diperkenalkan program
baru, karena tantangan harus dikendalikan dengan program-program yang
berkualitas.
Apabila
faktor kelemahan dikaitkan dengan peluang
ditemukan juga beberapa kemungkinan yang akan
terjadi:
1. faktor kelemahan lebih menonjol dan peluang. Disini program/kegiatan harus berusaha mengurangi kalau tidak dapat
menghapuskan kelemahan-kelemahan yang ada, dengan cara
meneliti dimana sebenarnya kelemahan tersebut, kemudian
diperbaiki. Perbaikan dapat dengan cara tambal sulam atau mengganti dengan yang baru yang lebih mampu memanfaatkan peluang;
2. Faktor kelemahan lebih
kecil dari peluang. Disini peluang harus dimanfaatkan seoptimal
mungkin sambil memperkuat program;
3. Faktor kelemahan sama dengan kuatnya peluang.
Disini seluruh kekuatan harus dikerahkan untuk
memperkuat program agar peluang dapat dimanfaatkan.
Apabila
faktor kelemahan dikaitkan dengan tantangan, juga akan ditemukan keadaan sebagai berikut:
1. faktor kelemahan lebih kuat dari faktor tantangan.
Disini harus ada penggantian program;
2. Faktor kelemahan lebih kecil dari tantangan.
Dalam keadaan ini faktor tantangan harus
dihilangkan, kecuali dapat diubah atau dimanfaatkan menjadi
peluang;
3. Faktor kelemahan sama kuatnya dengan tantangan.
Dalam situasi ini kelemahan harus segera diperangi.
Bagian
rencana terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Analisis
Situasi. Menyajikan data dan informasi mengenai situasi pemasaran, yang
meliputi :
a. Situasi
Pasar. Data dan
informasi mengenai besar dan pertumbuhan pasar selama beberapa tahun dan kecenderungannya
pada beberapa tahun mendatang, serta kecenderungan perubahan persepsi dan
perilaku konsumen.
b. Situasi
Produk. Data
perkembangan penjualan, tingkat harga, marjin kontribusi, dan keuntungan.
c. Situasi
Persaingan. Data
pesaing menyangkut, kapsitas, pangsa pasar, tujuan dan strategi, mutu produk,
dan berbagai karakteristik pesaing yang relevan.
d. Situasi
Distribusi. Jenis, jumlah, wilayah dan peranan saluran distribusi (mis.
sumber informasi, sarana promosi, berusaha menambah pembeli, melakukan
penyesuaian, melakukan negosiasi harga dan cara pembayaran, melakukan
distribusi fisik saja, melakukan pembiayaan distribusi, dan atau turut
menanggung resiko.Situasi Lingkungan Makro. Situasi lingkungan demografi,
ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, hankam, dan teknologi.
2. Sasaran.
Mendefinisikan
sasaran (tujuan) yang ingin dicapai, baik sasaran keuangan maupun sasaran
pemasaran. Sasaran keuangan antara lain adalah ROI, Arus kas, dan keuntungan.
Sasaran pemasaran antara lain adalah target dan pertumbuhan penjualan, pangsa
pasar, jangkauan pemasaran, jumlah saluran distribusi, tingkat harga, dll
3. Strategi
Pemasaran.
Strategi
pemasaran dirumuskan berdasarkan SWOT dan sasaran yang ingin dicapai, dan
penetapannya terutama didasarkan pada pertimbangan biaya dan manfaat, serta
kemampuan sumberdaya untuk melaksanakannya. Contoh pernyataan strategi
pemasaran kecap lokal merek X (hipotetik) dipaparkan di bawah ini.
Pasar
sasaran : Kelas menengah ke bawah.
a. Penempatan
: Produk kecap yang kaya dengan protein, enak dan murah
b. Lini
produk : Melakukan diversifikasi merek dan kemasan untuk membedakan segmen
pasar kelas menengah dan kelas bawah dan dengan harga yang berbeda.
c. Harga
: Sedikit lebih rendah dari harga pesaing
d. Saluran
distribusi : Konsentrasi pada warung-warung, grosir, dan warung baso, dan mie
rebus.
e. Tenaga
penjual : Menambah jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga penjual serta
memberikan insentif yang baik.
f. Pelayanan
: Produk mudah dan murah untuk diperoleh.
g. Promosi
: Meningkatkan anggaran promosi untuk mencetak leaflet/ spanduk kecil yang akan
ditempatkan di warung-warung, serta untuk hadiah.
h. Litbang
: Menaikkan anggaran sebesar 10% untuk menyempurnakan disain label kemasan
untuk segmen kelas menengah.
i.
Riset Pemasaran :
Menekankan pada kegiatan marketing intelegent untuk mengamati gerak-gerik
pesaing, serta melakukan jajak pendapat mengenai persepsi konsumen terhadap
produk kecap merek X.
4. Program
Aksi.
Berisi
rincian setaip unsur dari strategi pemasaran yang telah disusun, terutama untuk
menjawab apa yang akan dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan, dan
berapa biayanya?.
5. Proyeksi
Rugi Laba.
Menyusun anggaran dan proyeksi rugi laba dari
rencana pemasaran yang akan dilakukan.
6. Pengendalian.
Menyusun
rencana evaluasi dan monitoring secara berkala mengenai pelaksanaan rencana,
sehingga penyimpangan dalam pelaksanaan dapat segera dilakukan pengendalian.
E. PENDEKATAN
SISTEM-SISTEM
1.
Pendekatan Pengembangan
Sistem Pendekatan Top-Down Versus Bottom-Up
Pendekatan top-down dimulai pada organisasi
atas dengan keseluruhan tujuan dan strategi. Keputusan yang ada
diidentifikasikan untuk menentukan informasi yang dibutuhkan. Top-down
keseluruhan tujuan dan strategi dimulai dari atas organisasi. Keputusan
diidentifikasi untuk menentukan kebutuhan informasi. Pendekatan ini sesuai untuk
pengembangan sistem berorientasi keputuan seperti decision support systems,
executive information systems dan expert systems.
Pendekatan bottom-up dimulai dari bawah
organisasi. Fokus pada sistem aplikasi dan operasi individu. Sesuai untuk
pengembangan sistem pemrosesan transaksi.
2. .Pendekatan
In-House Versus Outsourcing
Sistem
pengembangan in-house adalah pendekatan outsourcing.
Outsourcing melibatkan semua aktivitas yang membutuhkan hardware dan software
dan pegawai sistem. Pendekatan in-house, aktivitas sistem informasi ditangani
oleh pihak intern perusahaan. Outsourcing ini dapat menjadi pendekatan yang
atraktif.Keuntungan outsourcing ini adalah :
a.
Menghilangkan masalah yang
berhubungan dengan frustasi yang disebabkan oleh manajemen sistem informasi.
b.
Menghilangkan atau
mengurangi capital untuk fasilitas komputer dan Dapat mengurangi costs operasi
sistm informasi.
Kelemahan pendekatan ini adalah :
a.
Perusahaan kehilangan
tingkat pengendalian atas sistem informasi.
b. Perusahaan
tidak dapat mengembangkan in-house expertise dalam manajemen sistem informasi.
c.
Dalam jangka panjang
pendekatan ini tidak dapat merespon perubahan kondisi dan sulit untuk
memecahkannya
3. Pendekatan
Reengineering
Memfokuskan
pada proses operasional perusahaan. Melakukan pandangan revolusioner yang
berhubungan dengan mengapa proses diperlukan daripada bagaimana proses ini
dilakukan. Berubah secara radikal.
4. Pendekatan Prototyping
Bersifat
revolusioner. Merupakan suatu proses pembelajaran dalam pengembangan sistem.
Memberikan perkiraan kasar mengenai desain akhir yang diharapkan. Manfaatnya
adalah sistem desain terbaru dapat dilakukan dengan segera.
F. PERENCANAAN SISTEM PERENCANAAN STRATEGI SISTEM
INFORMASI
Merupakan pedoman
menyeluruh dalam proyek sistem yang direncanakan dan dikembangkan. Memudahkan
peusahaan untuk menghindari biaya pengembangan sistem informasi yang terlalu
mahal. Tujuan dari perencanaan sistem strategi adalah :
1. Mengintegrasikan
pengembangan sistem informasi dengan proses perencanaan keseluruhan perusahaan.
2. Menjamin
pengembangan proyek sistem yang rapi, melakukan efisiensi penggunaan sumber
daya yang tersedia.
3. Mengakui
prioritas perubahan dan munculnya kondisi baru sebagaimana kenaikan permintaan
informasi.
4. Melakukan
perbaikan dalam teknologi informasi sebagai hal yang relevan pada kebutuhan
perusahaan dan mendapatkan manfaat yang lebih besar dari costs.
Ada 5 tahap dalam perencanaan sistem strategi :
1. Mendapatkan
dukungan dari manajemen puncak, yang dimulai dari manajemen puncak.
2. Membentuk
steering committee
3. Mengklarifikasi
tujuan dan mengidentifikasi hambatan-hambatan sistem informasi.
4. Menyiapkan
rencana sistem strategik yang diikuti dengan pengklarifikasian tujuan dan
kebijakan.
5. Perencanaan
yang disetujui oleh manajemen puncak.
1. PERENCANAAN
PROYEK SISTEM
Proyek
sistem ini dilakukan melalui perencanaan sistem strategik.Tahap pendefinisian
proyek dan permulaan proyek.
Tahap pendefinisian proyek :
a.
Identifikasi proyek yang
mungkin
b.
Melakukan investigasi awal
c.
Menentukan prioritas
proyek.
d.
Menyiapkan proposal
proyek.
e.
Mengirim proposal tersebut
kepada manajemen puncak untuk mendapat persetujuan.
Tahap permulaan proyek :
Tahap permulaan proyek :
a. Menginformasikan
manajer dan karyawan proyek sistem.
b. Membentuk
tim proyek.
c. Melatih
personel yang terkait.
d. Menentukan pengendalian proyek.
2. ANALISIS
SISTEM
Untuk
mensurvei sistem informasi sekarang dan untuk menentukan apa yang diperlukan
untuk menciptakan sistem yang baik. Tahap analisis sistem meliputi :
a. Survei
sistem yang ada.
b. 2.Analisis
temuan survei.
c. 3.Identifikasi
kebutuhan sistem.
d. Identifikasi
kebutuhan informasi.
e. Penyusunan
laporan analisis sistem.
3. DESAIN
SISTEM
Dalam
tahap desain, tugas pendesain adalah mempertimbangkan ciri sistem yang baik
yang memenuhi syarat sesuai dengan keadaan perusahaan. Proses desain sistem
meliputi :
a. Desain
konseptual
b. desain
detil
Langkah
dalam tahap ini terdiri dari pengevaluasian alternatif desain, penyiapan
spesifikasi desain konseptual dan mendapatkan persetujuan atas desain tersebut.
4. PERSIAPAN
SPESIFIKASI DESAIN
Spesifikasi
secara umum dikelompakkan dalam komponen sistem informasi, yaitu: input data,
prosedur pemrosesan data, database, pengendalian data dan ukuran keamanan dan
output informasi. Kalau ada 2 alternatif desain maka dilakukan screening.
5. PEMILIHAN
SISTEM PILIHAN MEMPEROLEH SISTEM
Manfaat
dan kekurangannya, antara lain :
a.
Purchasing Versus Leasing.
b.
Single Vendors Versus
Multiple Vendors.
c.
In-house Systems Versus
Outsourcing Computing Services.
d.
In-house Software
Development Versus Commercial Software Packages.
6. PENGEVALUASIAN
PROPOSAL.
Langkah
pertama yang diambil adalah me-review proposal untuk menjamin respon atas
spesifikasi dan permintaan yang diusulkan.Ada beberapa tekhnik untuk
mengevaluasi produk dari pemaok yaitu:
a. Bencmark
Problem Technique. Manfaat tekhnik ini adalah untuk menunjukkan hard ware dan
soft ware yang digunakan digunakan dalam keadaan tertentu.
b. Simulation
Model technique.Tekhnik ini berguna khususnya dalam mengevaluasi sitem computer
real-time on-line.
c. Weight-rating
Analiys Technique,Merupakan cara yang murah dalam mengevaluasi faktor yang
relevan.
7. IMPLEMENTASI
SISTEM.
Pengimplementasian
desain adalah sitem informasi yang baru terdiri dari tiga tahap yaitu:
a. Melakukan
aktifitas pendahuluan.
b. Melakukan
aktivitas sistem operasional
c. Melakukan
tindak lanjut dan evaluasi.
8. AKTIVITAS
PENDAHULUAN.
a.
Tindakan sebelum memulai
aktivitas pengimplementasian adalah:
Menentukan rencana dan control pengimplementasian,meliputi anggaran biaya,jadwal dan,rencana kerja sedangkan kontrol proyek meliputi melakukan pertemuan untuk review dan membuat laporan periodik.
Menentukan rencana dan control pengimplementasian,meliputi anggaran biaya,jadwal dan,rencana kerja sedangkan kontrol proyek meliputi melakukan pertemuan untuk review dan membuat laporan periodik.
b.
Memahami prilaku yang
ada.Karena sistem informasi baru akan dilakukan dan di operasikan maka harus
dipahami prilaku orang-orang yang terlibat.
c.
Me-review organisasi tim
proyek.Tahap implementasi lebih memerlukan keahlian manajerial dari pada
tekhnik.
d.
Melengkapi sumber daya
sistem yang dipilih.
9. AKTIVITAS
PENGIMPLEMENTASIAN.
Aktivitas
yang dilakukan dalam pengimplementasian sistem dapat bervariasi dari proyek ke
proyek.Ada empat pendekatan untuk melakukan operasionalisasi sistem yaitu:
a. Direct
Conversion Approach.Sistem baru segera diterapkan setelah semua aktivitas
pengimplementasian telah dilengkapi.
b. Parallel
Operation Approach.Sistem sekarang dan sistem baru dioperasikan
bersama-bersamadan output yang dihasilkan kedua sistem tersebut dibandingkan.
c. Modular
Conversion Approach.Pendekatan ini disebut Pilot Approach. Pendekatan ini
terdiri dari pengujian dan konversi sistem pada lokasi tertentu sebagai Pilot
proyek.
d. Phased
Conversion Approach.Pendekatan ini terdiri dari perubahan sistem atas segman
sistem baru sampai keseluruhan sistem opersional yang dioperasikan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam
menyusun suatu metode dan teknik strategi, suatu perusahaan harus menilik
beberapa cara. Yang pertama merencanakan strategi dan kemudian menyusun rencana
strategi. Merencanakan dapat dilakukan dengan
memberikan daya beda sebagai magnet bagi konsumen serta memberikan
keunggulan absolute dan keunggulan komparatif yang merupakan sumber untuk
mendapatkan ciri khas dan daya beda suatu produk. Tentunya dalam merencanakan
punya sasaran yang dapat diciptakan dan merupakan ukuran dalam merancang
strategi. Bentuk-bentuk rencana strategi
sendiri terbagi menjadi tiga yaitu strategi generic yang merupakan strategi
dasar, strategi reaktif dan proaktif, serta strategi bertahan dan menyerang.
Yang
kedua adalah penyusunan rencana strategi. Untuk menyusun rencana
yang dapat direalisasikan dalam kegiatan nyata dan berhasil, diperlukan bebagai pendekatan untuk mengetahui atau memahami sejumlah
informasi yang diperlukan, baik aspek internal maupun
aspek ekternal. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan adalah analisis ”SWOT” (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Yang ketiga adalah strategi penyusunan rencana dimana strategi
ini berisi rencana pemasaran yaitu analisis situasi, sasaran, strategi
pemasaran, program aksi, proyek rugi laba, dan pengendalian.
Keempat adalah pendekatan sistem- sistem. Strategi ini
menjelaskan beberapa pendekatan apa saja yang akan digunakan. Yang keenam
mereupakan perencanaan system perencaaan strategi system informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Oemar
Hamalik, Proes Belajar Mengajar, Jakarta : 2001 : Bumi Aksara.
Aditya Prabhaswara, Peti
Savitri, 2002, Dasar Penyusunan Project
Proposal, Yogyakarta: Andi.
H.D. Sudjana, 2005, Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar
Sekolah, Bandung: Falah Production.
Umberto Sihombing, 2000, Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi,
Jakarta: PD Mahkota.
Gitosudarmo,
Indiyo, Managemen Strategis,Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta,2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar