Minggu, 29 April 2012

Metode dan Teknik Penyusunan Strategi


PENDAHULUAN

Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu di dalam proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik/ pendekatan secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi. Perencanaan dilakukan untuk menyusun rangkaian kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Tujuan tersebut dapat mencakup tujuan umum (goals) dan tujuan khusus (objectives) suatu kegiatan/ program.
 Dalam menyusun rencana sebaiknya mempertimbangkan sumber- sumber yang tersedia atau dapat disediakan. Sumber-sumber itu meliputi sumber manusia dan sumber non-manusia. Sumber manusia mencakup antara lain pamong belajar, fasilitator, tutor, warga belajar, pimpinan lembaga dan masyarakat. Sumber non- manusia meliputi fasilitas, alat-alat, waktu, biaya, lingkungan sosial budaya, lingkungan fisik, dsb. Dengan perencanaan diharapkan dapat dihindari penyimpangan sekecil mungkin dalam penggunaan sumber-sumber tersebut.
Perencanaan hanya akan dapat dilakukan apabila perencana megenal, mamahami dengan benar kekuatan dan kelemahan sebagai aspek internal aspek eksternal dari organisasi/ lembaga atau perencana, sehingga dapat diungkap tantangan yang akan timbul di masa depan dan peluang yang mungkin terbuka untuk diraih untuk kebaikan/ peningkatan kinerja. Tanpa mengetahui aspek-aspek tersebut rencana yang disusun hanya merupakan angan-angan yang tidak berdasar, karena itulah diperlukan data yang cermat dan akurat dan terbaru dari semua lini/ komponen terkait.
Perencanaan yang tidak didukung data, sering menimbulkan adanya rencana yang tidak akan pernah tercapai, walaupun didukung oleh sumberdaya yang cukup memadai. Perencanaan memerlukan adanya data dasar yang diterima dan diakui oleh semua pihak termasuk disemua jenjang organisasi/lembaga terkait. Setiap ada perubahan harus dilakukan secara serentak, disemua tingkatan organisasi/ lembaga terkait. Data dasar harus diperbaiki setiap tahun perencanaan. Sering suatu rencana sudah disusun tanpa si perencana memahami apa yang ada dan sudah terjadi dan apa penghambat yang dihadapi. Dalam keadaan seperti ini, tujuan yang disusun dalam rencana tersebut hampir dapat dipastikan tidak akan dapat dicapai.
Perencanaan sering dianggap sebagai tugas rutin semata, pada hal perencanaan adalah sesuatu yang dinamis, kreatif, dan inovatif. Perencanaan tidak pasif dan statis, karena itulah diperlukan kereasi dan rasa memiliki (sense of ownership) dari para perencana serta rasa malu apabila rencana yang disusun ternyata tidak realistis dan tidak dapat diwujudkan.
Pada setiap setiap perencanaan, hindarilah ungkapan ”perencanaan untuk perencanaan” yang mengandung makna ketidakpeduliaan akan tujuan yang dirancang tetapi hanya asal ada kegiatan. Untuk menyusun rencana yang dapat direalisasikan dalam kegiatan nyata dan berhasil, diperlukan bebagai pendekatan untuk mengetahui atau memahami sejumlah informasi yang diperlukan, baik aspek internal maupun aspek ekternal. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah analisis ”SWOT” (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Dalam kondisi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Upaya pemasaran produk merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi bisnis, termasuk agribisnis. Kegiatan pemasaran dapat menjadi sumber kegagalan perusahaan dan atau menjadi tempat pemborosan jika tidak direncanakan dengan baik.

PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
.
B.  PERENCANAAN STRATEGI
1.     Hakikat Perencanaan Strategi
Permasalahan pertama bila mempelajari suatu konsep adalah upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yaitu, apa (what), mengapa (why), dan bagaimana (How). Apa yang dimaksud dengan perencanaan strategi, mengapa harus mempelajarinya, dan bagaimana memahami konsep tersebut agar mahir dan tahu betul akan konsep tersebut.
Perencanaan strategi merupakan pekerjaan mental untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur, program yang diperlukan untuk mencapai apa yang menjadi strategi. Mempelajari perencanaan strategi merupakan salah satu alasan yang mendorong menejer untuk melakukan perencanaan sekaligus tujuan, melalui pemahaman konsep yaitu dengan membahas bentuk-bentuk perencanaan strategi.
Dalam setiap  kegiatan atau usaha, tentunya harus ada program serta susunan rencana kerja yang baik dan  matang. Hal itu bertujuan untuk memperoleh keberhasilan yang tinggi dalam usaha atau  kegiatan tersebut. Selain itu perencanaan akan menghindarkan dari kekeliruan dalam menjalankan bisnis.
Perencanaan yang baik dan benar yaitu berada dalam posisi atau jalan yang benar. Berada dalam jalan yang benar akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang benar atau istilahnya “doing the right thing”.
        Setelah melakukan sesuatu dengan benar, selanjutnya adalah melakukan perencanaan operasional. Perencanaan ini merupakan perencanaan yang berkaitan dengan operasional ataupun pemilihan metode kerja yang dipergunakan. Perencanaan ini berupa pemilihan proses produksi (seperti proses produksi continues dan proses produksi intermitent) ataupun pola produksi (seperti pola bergelombang dan konstan) yang akan dipergunakan. Pelaksanaan perencanaan ini berkaitan dengan ungkapan “doing thing right”.
Perencanaan baik strategi maupun operasional tidak hanya digunakan pada pekerjaan yang berskala besar dan berdampak panjang namun juga dapat dipraktekkan pada kegiatan sehari-hari. Yang terpenting adalah mengusahakan agar rencana kerja harus strategis terlebih dahulu, baru kemudian diikuti perencanaan operasionalnya.
        Dari masing-masing perencanaan, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Aspek dalam perencanaan strategis yaitu, janka panjang, komprehensif (menyeluruh), integrated (terpadu), skopnya luas, dan daya tahannya tinggi. Sedangkan aspek dalam perencanaan operasional yaitu, janngka pendek, terpisah-pisah, parsial (bagian demi bagian), skopnya sempit, dan daya tahan rendah.
2.    Perencanaan Strategi Dan Perencanaan Tidak Strategis
Merencanakan suatu strategi dapat dilakukan dengan :
a. Memberikan daya beda sebagai magnet bagi konsumen. Dengan memberikan daya beda pada suatu prroduk yang akan dibuat maka akn membuat konsumen akan loyal dan mungkin fanatik terhada produk yang dibuat. Inila yang membuat sifat permintaan menjadi inelastik sehingga akan berdampak bisnis yang dijalani tidak akan mudah untuk diganggu oleh para pesaing.
b. Memberikan keunggulan absolute dan keunggulan komparatif yang merupakan sumber untuk mendapatkan ciri khas dan daya beda suatu produk. Keunggulan absolut merupakan keunggulan yang dimiliki pengusaha berupa berbagai aset yang tidak   dimiliki oleh orang lain.  Ini bersifat mutlak dan tidak dapat ditiru. Sedagkan keunggulan komparatif adalah keunggulan yang dapat dibentuk oleh semua orang dengan berbagai cara yaitu dengan belajar dan melatih diri.
3.    Sasaran Perencanaan Strategis
Tujuan yang dapat diciptakan dan merupakan ukuran dalam merancang strrategi adalah:
a. Keunggulan posisi persaingan (Comparative Advantage). Dilakukan dengan meningkatkan posisi persaingan bisnis, dengan membentuk persaingan seperti prsaingan sempurna, persaingan monopolistic, dan persaingan oligopoly.
b. Corporate image (citrra perusahaan). Setelah menduduki leader, perusahaan harus berusaha untu dapat meraih keberhasilan atau tujuan yang lebih tinggi yaitu dengan memperole citra atau image yang baik. Diawali dengan diperolehnya citra atau image terhadap merek dagang kemudian berkembang menjadi product image, lalu corporate image hingga country image.
4.    Bentuk-Bentuk Rencana Strategi
a.  Strategi Generik (Generic strategi)
1) Cost Leadership.
Cost Leadership bukan lalu diartikan sebagai kepemimpinan ongkos. Melainkan yang dimaksud cost leadership disini adalah strategi barang murah. Strategi ini merupakan strategi untuk menjual barang yang mura namun dengan mutu yang lumayan bagus.
2)          Product differentiation.
Ini dilakukan sebagai upaya agar produk yang dibuat berbeda dengan produk lainnya. Produk yang dibuat disini harus mempunyai kelebihan dan keunggulan sehingga menjadi daya tarik terhadap konsumen. Apabila sudahh tercapai maka akan dapat meraih sasaran strategic plan yaitu keunggulan posisi persaingan.
3)          Focus.
Focus bermaksud memfokuskan target konsumen tertentu dan terbatas serta sempit. Lingkup yang dimaksud adalah konsumen yang hidup dengan ekonomi atas dengan status social yang tinggi. Ini dilakukan untuk melayani segmen pasar yang sempit dan terbatas. Focus terbagi menjadi sua, yaitu Cost Focus dan Differentiation Focus, dimana masing-masing berkonsentrasi pada segmen paar kelas rendh dengan menawarkan harga yang murah dan menawarkan produk berharga tinggi.
4)          Strategi keunggulan teknologi.
Penggunaan teknologi yang canggih akan membuat suatu produk tidak mudah ditiru oleh pesaing. Dan dengan strategi keunggulan teknologi menjadi pelindung dari terpaan persaingan bisnis.
b. Strategi Reaktif dan Proaktif
1) Strategi Reaktif. Strategi ini merupakan suatu strategi yang hanya bersifat membalas  apa saja yang harus dilakukan oleh pesaing.
2)          Strategi Proaktif. Tidak hanya melakukan tindakan pembalasan tetapi juga mencoba terobosan baru yang berbeda.
c. Strategi Bertahan dan Menyerang
1) Strategi Bertahan
·     Status Quo (Position Defense)
Strategi ini bersifat alamiah yaitu strategi yang telah ada pada diri setiap priadi untuk mempertahankan apa yang telah dikuasai (insting). Strategi ini biasa diebut dengan strategi mempertahankan posisi atau Position Defense karena strategi ini memang bersifat mempertahankan apa yangtelah dikuasai atau posisi yang telah dirah. Strategi ini bukan 
·     Strategi Mendampingi (Flank Defense)
Strategi dilakukan untuk menunjukkan kepada pesaing bahwa dia cukup kuat untuk menandinginya. Strategi ini berusaha untuk mendampingi dan meminta kepada konsumen agar melihat dan membandingkan antara produk yang dibuat dengan produk pesaing. Strategi ini biasa dilakukan untuk para pengusaha yang telah memiliki posisi yang tinggi bagi konsumen.
·     Strategi Menguasai Terlebih dahulu (Preemtive Defense)
Strategi ini berdasar pada konsep bisnis dalam sebuah ungkapan yaitu “First Come First Conquered”, siapa yang dating terlebih dahulu dialah yang menguasai.
·     Strategi Serang balik (Counter-Offensive Defense)
Merupakan suatu gebrakan yang ditujukan bagi para pesaing yang posisinya belum kuat dan masih berada dibawahnya. Strategi ini dilakukan dengan memamerkan seluruh kekuatan dan kemampuan guna melemahkan pesaing yang belum berpengalaman.
·     Strategi Berkelit (Mobile Defense)
Strategi ini mengutamakan kemampuan seseorang untuk menghindar dari serangan lawan dengan maksud untuk mengecoh lawan serta mencari peluang untuk melakukan serangan. Untuk menerapkan strategi ini diperlukan adanya keunggulan yang perlu dimiliki oleh perusahaan.
·     Strategi Tinggalkan saja (Contraction Defense)
Strategi ini sangat proaktif yaitu selalu berusaha untu terus mencari terobosan baru, paradikma baru usng tentu saja menyulitkan para pesaing untuk mengikuti jejaknya.

2)          Strategi Menyerang
·     Serangan Frontal (Frontal Attack)
Biasanya Akan terjadi serangan besar-besaran dimana masing-masing pihak terutama yang menyerang pasti akan mempersiapkan diri untuk mengalahkan para pesaing. Perlawanan tersebut dilakukan dengan memahami kelemahan-kelemahan lawan.
·     Serangan Mengapit (Flank Attack)
Strategi ini biasa dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu perusahaan mampu untuk menandinginya. Cara yang ditempuh yaitu dengan mempengaruhi konsumen untuk mencoba membandingkan produk barunya dengan produk lama yang dijual oleh pemimpin pasar yang selama ini telah menguasai pasar. Upaya yang biasa dilakukan dengan memberikan sampel kepada konsumen (test drive).
·     Serangan Melingkar (Encirclement Attack)
Strategi ini dilakukan dengan cara mencari kelemahan yang dimilikioleh pesaing dan kemudian memanipulasi kelemahan tersebut dengan sebuah cara pandang baru yang dapat menunjukkan dengan jelas kelemahan tersebut.
·     Serangan Gerilya (Guerrilla  Attack)
Pada dasarnya strategi ini dilakukan dengan berusaha untuk meyusup ke jantung pertahanan lawan dengan cara memata-matai tanpa diketahui lawan dan kemudian merancang strategi untuk mengalahkannya.
·     Serangan Lewati saja (Bu-Pass Attack)
Strategi ini merupakan strategi penyerangan yang paling dinamis, paling proaktif, yang sebaiknya dilalukan oleh para penantang bisnis yang harus berupaya untuk mencari dan menghasilkan produk baru yang fungsional. Dengan memiliki keunggulan fungsional dan teknis yang lebih serta keunggulan teknis, nonteknis, dan psikologis maka dengan mudah akan dapat melewati para pesaing.

C.  PENDEKATAN SWOT
SWOT merupakan singkatan dari kata Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Menurut Sihombing (2000), kata Threats mengandung unsur yang negatif, sehingga lebih cenderung menggunakan kata yang mengandung unsur positif yaitu tantangan (Challenges). Pengubahan ancaman menjadi tantangan karena dia melihat bahwa ancaman kalau dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi peluang, sedangkan tantangan selalu berisi peluang. Sehingga pendekatannya menjadi SWOC.
1.  Kekuatan
Maksud kekuatan dalam analisis ini adalah faktor-fakor yang mendukung penyelenggaraan program, serta diakui eksistensinya oleh semua pihak (masyarakat). Contoh kekuatan-kekuatan yang ada pada program pendidikan luar sekolah antara lain dapat menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di masyarakat tanpa harus memenuhi persyaratan tertentu/ ketat, yang tidak mungkin dipenuhi oleh masyarakat. Fasilitas-fasilitas tersebut, antara lain, balai desa, gedung SD dan Puskesmas yang kosong, gedung milik Yayasan ataupun rumah-rumah penduduk. Penilik PLS dapat melakukan bimbingan kepada penyelenggara program PLS kapan saja tanpa terikat oleh jam kantor.
2.  Kelemahan
Maksud kelemahan dalam analisis ini adalah permasalahan yang timbul dari penyelenggaraan program dan hasilnya. Permasalahan merupakan kelemahan yang dapat berubah menjadi tantangan kelancaran pelaksanaan tugas/ program. Sebagai contoh disebutkan bahwa maasih banyak gedung-gedung yang ada , baik milik pemerintah maupun milik yayasan/ swasta belum semua termanfaatkan sebagai tempat belajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (a) rendahnya kesungguhan petugas (penilik/tenaga TLD/ penyelenggara program) dalam mendekati pihak-pihak yang memiliki gedung kosong, untuk dapat dimanfaatkan, (b) masyarakat belum memahami secara baik dan benar tentang penting dan keuntungan, jika program PLS diberikan tempat belajar, (3) rendahnya perhatian pemerintah pada penyediaan tempat belajar program PLS
3.  Peluang
Maksud peluang dari analisis ini adalah hal-hal atau faktor-faktor dari luar program yang kalau dicermati dan dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi tumpuan harapan dimasa depan.Contoh hingga saat ini masih cukup banyak tenaga terdidik yang belum mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keinginannya; sehingga mereka masih menganggur dan dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pendidik (tutor/ fasilitator) dalam program-pogram PLS.
4.  Tantangan
Maksud tantangan dalam analisis ini adalah hal-hal yang harus diatasi, direbut, diperbaiki dan ditingkatkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dalam usaha mencapai tujuan. Tantangan bukan penghambat, tetapi perangsang untuk mendorong perencana pendidikan luar sekolah untuk lebih kreatif dan dinamis. Tantangan dapat berubah menjadi peluang bagi perencana yang tidak berperilaku apatis, statis dan mudah puas.Contoh tantangan, penyebaran pemukiman baik warga belajar maupun tenaga kependidikan, serta mobilitas warga belajar merupakan tantangan besar dalam pembentukan dan dalam mempertahankan kelangsungan kegiatan/ program PLS. Untuk itu, tantangan- tantangan yang dihadapi adalah (a) menempatkan kelompok belajar yang dapat terjangkau baik oleh warga belajar maupun tenaga kependidikan /tutor, dan (b) menemukan strategi-strategi untuk mempertahankan keutuhan kelompok minimal sampai mereka menyelesaikan satu program pembelajaran.

D.  STRATEGI PENYUSUNAN RENCANA
Apabila petugas PLS ingin kegiatan/ programnya terlaksana, dicintai dan dirindukan oleh semua orang termasuk atasan, maka dalam penggalian faktor kekuatan, kelemahan yang dimiliki dan peluang dan tantangan yang dihadapi, dapat disusun pola dasar penyusunan rencana kegiatan/ program.
Apabila faktor kekuatan dikaitkan dengan peluang, maka akan dapat dilihat 3 kemungkinan:
1.  faktor kekuatan lebih besar dari peluang yang ada. Pada situasi ini program/ kegiatan dapat mengkonsentrasikan diri pada pemantapan program dan menghindari penurunan kualitas.
2. Faktor kekuatan lebih kecil dari peluang. Disini program/ kegiatan dapat memanfaatkan peluang dengan mengadakan penyeragaman garis program dan penganekaragaman mutu program. Sehingga peluang- peluang yang terbuka dapat dimanfaatkan.
3. Faktor kekuatan sama dengan faktorpeluang. Dalam situasi ini program/ kegiatan memfokuskan diri pada peningkatan kualitas dan mencari peluang yang baru.
Apabila kekuatan dikaitkan dengan tantangan, situasi yang dihasilkan akan menggambarkan:
1.  Fakor kekuatan lebih besar dari faktor tantangan. Disini program/ kegiatan dapat memperkenalkan program-program baru karena tidak akan ada hambatan yang berarti.
2. Faktor kelemahan lebih sedikit dari faktor tantangan. Pada situasi ini program/ kegiatan akan memperhemat programnya agar mampu mengubah tantangan menjadi peluang;
3. Faktor kekuatan sama dengan faktor tantangan. Disini dapat diperkenalkan program baru, karena tantangan harus dikendalikan dengan program-program yang berkualitas.
Apabila faktor kelemahan dikaitkan dengan peluang ditemukan juga beberapa kemungkinan yang akan terjadi:
1.  faktor kelemahan lebih menonjol dan peluang. Disini program/kegiatan harus berusaha mengurangi kalau tidak dapat menghapuskan kelemahan-kelemahan yang ada, dengan cara meneliti dimana sebenarnya kelemahan tersebut, kemudian diperbaiki. Perbaikan dapat dengan cara tambal sulam atau mengganti dengan yang baru yang lebih mampu memanfaatkan peluang;
2. Faktor kelemahan lebih kecil dari peluang. Disini peluang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin sambil memperkuat program;
3. Faktor kelemahan sama dengan kuatnya peluang. Disini seluruh kekuatan harus dikerahkan untuk memperkuat program agar peluang dapat dimanfaatkan.
Apabila faktor kelemahan dikaitkan dengan tantangan, juga akan ditemukan keadaan sebagai berikut:
1.  faktor kelemahan lebih kuat dari faktor tantangan. Disini harus ada penggantian program;
2. Faktor kelemahan lebih kecil dari tantangan. Dalam keadaan ini faktor tantangan harus dihilangkan, kecuali dapat diubah atau dimanfaatkan menjadi peluang;
3. Faktor kelemahan sama kuatnya dengan tantangan. Dalam situasi ini kelemahan harus segera diperangi.
Bagian rencana terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1.  Analisis Situasi. Menyajikan data dan informasi mengenai situasi pemasaran, yang meliputi :
a.  Situasi Pasar. Data dan informasi mengenai besar dan pertumbuhan pasar selama beberapa tahun dan kecenderungannya pada beberapa tahun mendatang, serta kecenderungan perubahan persepsi dan perilaku konsumen.
b. Situasi Produk. Data perkembangan penjualan, tingkat harga, marjin kontribusi, dan keuntungan.
c.  Situasi Persaingan. Data pesaing menyangkut, kapsitas, pangsa pasar, tujuan dan strategi, mutu produk, dan berbagai karakteristik pesaing yang relevan.
d. Situasi Distribusi. Jenis, jumlah, wilayah dan peranan saluran distribusi (mis. sumber informasi, sarana promosi, berusaha menambah pembeli, melakukan penyesuaian, melakukan negosiasi harga dan cara pembayaran, melakukan distribusi fisik saja, melakukan pembiayaan distribusi, dan atau turut menanggung resiko.Situasi Lingkungan Makro. Situasi lingkungan demografi, ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, hankam, dan teknologi.
2. Sasaran.
Mendefinisikan sasaran (tujuan) yang ingin dicapai, baik sasaran keuangan maupun sasaran pemasaran. Sasaran keuangan antara lain adalah ROI, Arus kas, dan keuntungan. Sasaran pemasaran antara lain adalah target dan pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, jangkauan pemasaran, jumlah saluran distribusi, tingkat harga, dll
3.       Strategi Pemasaran.
Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan SWOT dan sasaran yang ingin dicapai, dan penetapannya terutama didasarkan pada pertimbangan biaya dan manfaat, serta kemampuan sumberdaya untuk melaksanakannya. Contoh pernyataan strategi pemasaran kecap lokal merek X (hipotetik) dipaparkan di bawah ini.
Pasar sasaran : Kelas menengah ke bawah.
a. Penempatan : Produk kecap yang kaya dengan protein, enak dan murah
b. Lini produk : Melakukan diversifikasi merek dan kemasan untuk membedakan segmen pasar kelas menengah dan kelas bawah dan dengan harga yang berbeda.
c. Harga : Sedikit lebih rendah dari harga pesaing
d. Saluran distribusi : Konsentrasi pada warung-warung, grosir, dan warung baso, dan mie rebus.
e. Tenaga penjual : Menambah jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga penjual serta memberikan insentif yang baik.
f. Pelayanan : Produk mudah dan murah untuk diperoleh.
g. Promosi : Meningkatkan anggaran promosi untuk mencetak leaflet/ spanduk kecil yang akan ditempatkan di warung-warung, serta untuk hadiah.
h. Litbang : Menaikkan anggaran sebesar 10% untuk menyempurnakan disain label kemasan untuk segmen kelas menengah.
i.   Riset Pemasaran : Menekankan pada kegiatan marketing intelegent untuk mengamati gerak-gerik pesaing, serta melakukan jajak pendapat mengenai persepsi konsumen terhadap produk kecap merek X.
4. Program Aksi.
Berisi rincian setaip unsur dari strategi pemasaran yang telah disusun, terutama untuk menjawab apa yang akan dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan, dan berapa biayanya?.
5. Proyeksi Rugi Laba.
 Menyusun anggaran dan proyeksi rugi laba dari rencana pemasaran yang akan dilakukan.
6. Pengendalian.
Menyusun rencana evaluasi dan monitoring secara berkala mengenai pelaksanaan rencana, sehingga penyimpangan dalam pelaksanaan dapat segera dilakukan pengendalian.

E.  PENDEKATAN SISTEM-SISTEM
1.     Pendekatan Pengembangan Sistem Pendekatan Top-Down Versus Bottom-Up
Pendekatan top-down dimulai pada organisasi atas dengan keseluruhan tujuan dan strategi. Keputusan yang ada diidentifikasikan untuk menentukan informasi yang dibutuhkan. Top-down keseluruhan tujuan dan strategi dimulai dari atas organisasi. Keputusan diidentifikasi untuk menentukan kebutuhan informasi. Pendekatan ini sesuai untuk pengembangan sistem berorientasi keputuan seperti decision support systems, executive information systems dan expert systems.
Pendekatan bottom-up dimulai dari bawah organisasi. Fokus pada sistem aplikasi dan operasi individu. Sesuai untuk pengembangan sistem pemrosesan transaksi.
2. .Pendekatan In-House Versus Outsourcing
Sistem pengembangan in-house adalah pendekatan outsourcing. Outsourcing melibatkan semua aktivitas yang membutuhkan hardware dan software dan pegawai sistem. Pendekatan in-house, aktivitas sistem informasi ditangani oleh pihak intern perusahaan. Outsourcing ini dapat menjadi pendekatan yang atraktif.Keuntungan outsourcing ini adalah :
a.   Menghilangkan masalah yang berhubungan dengan frustasi yang disebabkan oleh manajemen sistem informasi.
b.   Menghilangkan atau mengurangi capital untuk fasilitas komputer dan Dapat mengurangi costs operasi sistm informasi.

Kelemahan pendekatan ini adalah :
a.   Perusahaan kehilangan tingkat pengendalian atas sistem informasi.
b.  Perusahaan tidak dapat mengembangkan in-house expertise dalam manajemen sistem informasi.
c.   Dalam jangka panjang pendekatan ini tidak dapat merespon perubahan kondisi dan sulit untuk memecahkannya
3. Pendekatan Reengineering
Memfokuskan pada proses operasional perusahaan. Melakukan pandangan revolusioner yang berhubungan dengan mengapa proses diperlukan daripada bagaimana proses ini dilakukan. Berubah secara radikal.
4.  Pendekatan Prototyping
Bersifat revolusioner. Merupakan suatu proses pembelajaran dalam pengembangan sistem. Memberikan perkiraan kasar mengenai desain akhir yang diharapkan. Manfaatnya adalah sistem desain terbaru dapat dilakukan dengan segera.

F.   PERENCANAAN SISTEM PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI
Merupakan pedoman menyeluruh dalam proyek sistem yang direncanakan dan dikembangkan. Memudahkan peusahaan untuk menghindari biaya pengembangan sistem informasi yang terlalu mahal. Tujuan dari perencanaan sistem strategi adalah :
1.  Mengintegrasikan pengembangan sistem informasi dengan proses perencanaan keseluruhan perusahaan.
2. Menjamin pengembangan proyek sistem yang rapi, melakukan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia.
3. Mengakui prioritas perubahan dan munculnya kondisi baru sebagaimana kenaikan permintaan informasi.
4. Melakukan perbaikan dalam teknologi informasi sebagai hal yang relevan pada kebutuhan perusahaan dan mendapatkan manfaat yang lebih besar dari costs.

Ada 5 tahap dalam perencanaan sistem strategi :
1.  Mendapatkan dukungan dari manajemen puncak, yang dimulai dari manajemen puncak.
2. Membentuk steering committee
3. Mengklarifikasi tujuan dan mengidentifikasi hambatan-hambatan sistem informasi.
4. Menyiapkan rencana sistem strategik yang diikuti dengan pengklarifikasian tujuan dan kebijakan.
5. Perencanaan yang disetujui oleh manajemen puncak.

1.  PERENCANAAN PROYEK SISTEM
Proyek sistem ini dilakukan melalui perencanaan sistem strategik.Tahap pendefinisian proyek dan permulaan proyek.
Tahap pendefinisian proyek :
a.   Identifikasi proyek yang mungkin
b.   Melakukan investigasi awal
c.   Menentukan prioritas proyek.
d.   Menyiapkan proposal proyek.
e.   Mengirim proposal tersebut kepada manajemen puncak untuk mendapat persetujuan.
Tahap permulaan proyek :
a.  Menginformasikan manajer dan karyawan proyek sistem.
b. Membentuk tim proyek.
c.  Melatih personel yang terkait.
d.  Menentukan pengendalian proyek.

2. ANALISIS SISTEM
Untuk mensurvei sistem informasi sekarang dan untuk menentukan apa yang diperlukan untuk menciptakan sistem yang baik. Tahap analisis sistem meliputi :
a. Survei sistem yang ada.
b. 2.Analisis temuan survei.
c. 3.Identifikasi kebutuhan sistem.
d. Identifikasi kebutuhan informasi.
e. Penyusunan laporan analisis sistem.

3. DESAIN SISTEM
Dalam tahap desain, tugas pendesain adalah mempertimbangkan ciri sistem yang baik yang memenuhi syarat sesuai dengan keadaan perusahaan. Proses desain sistem meliputi :
a.  Desain konseptual
b. desain detil
Langkah dalam tahap ini terdiri dari pengevaluasian alternatif desain, penyiapan spesifikasi desain konseptual dan mendapatkan persetujuan atas desain tersebut.

4. PERSIAPAN SPESIFIKASI DESAIN
Spesifikasi secara umum dikelompakkan dalam komponen sistem informasi, yaitu: input data, prosedur pemrosesan data, database, pengendalian data dan ukuran keamanan dan output informasi. Kalau ada 2 alternatif desain maka dilakukan screening.

5. PEMILIHAN SISTEM PILIHAN MEMPEROLEH SISTEM
Manfaat dan kekurangannya, antara lain :
a.   Purchasing Versus Leasing.
b.   Single Vendors Versus Multiple Vendors.
c.   In-house Systems Versus Outsourcing Computing Services.
d.   In-house Software Development Versus Commercial Software Packages.

6. PENGEVALUASIAN PROPOSAL.
Langkah pertama yang diambil adalah me-review proposal untuk menjamin respon atas spesifikasi dan permintaan yang diusulkan.Ada beberapa tekhnik untuk mengevaluasi produk dari pemaok yaitu:
a. Bencmark Problem Technique. Manfaat tekhnik ini adalah untuk menunjukkan hard ware dan soft ware yang digunakan digunakan dalam keadaan tertentu.
b. Simulation Model technique.Tekhnik ini berguna khususnya dalam mengevaluasi sitem computer real-time on-line.
c. Weight-rating Analiys Technique,Merupakan cara yang murah dalam mengevaluasi faktor yang relevan.

7. IMPLEMENTASI SISTEM.
Pengimplementasian desain adalah sitem informasi yang baru terdiri dari tiga tahap yaitu:
a. Melakukan aktifitas pendahuluan.
b. Melakukan aktivitas sistem operasional
c. Melakukan tindak lanjut dan evaluasi.

8. AKTIVITAS PENDAHULUAN.
a.   Tindakan sebelum memulai aktivitas pengimplementasian adalah:
Menentukan rencana dan control pengimplementasian,meliputi anggaran biaya,jadwal dan,rencana kerja sedangkan kontrol proyek meliputi melakukan pertemuan untuk review dan membuat laporan periodik.
b.   Memahami prilaku yang ada.Karena sistem informasi baru akan dilakukan dan di operasikan maka harus dipahami prilaku orang-orang yang terlibat.
c.   Me-review organisasi tim proyek.Tahap implementasi lebih memerlukan keahlian manajerial dari pada tekhnik.
d.   Melengkapi sumber daya sistem yang dipilih.

9. AKTIVITAS PENGIMPLEMENTASIAN.
Aktivitas yang dilakukan dalam pengimplementasian sistem dapat bervariasi dari proyek ke proyek.Ada empat pendekatan untuk melakukan operasionalisasi sistem yaitu:
a. Direct Conversion Approach.Sistem baru segera diterapkan setelah semua aktivitas pengimplementasian telah dilengkapi.
b. Parallel Operation Approach.Sistem sekarang dan sistem baru dioperasikan bersama-bersamadan output yang dihasilkan kedua sistem tersebut dibandingkan.
c. Modular Conversion Approach.Pendekatan ini disebut Pilot Approach. Pendekatan ini terdiri dari pengujian dan konversi sistem pada lokasi tertentu sebagai Pilot proyek.
d. Phased Conversion Approach.Pendekatan ini terdiri dari perubahan sistem atas segman sistem baru sampai keseluruhan sistem opersional yang dioperasikan.

PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Dalam menyusun suatu metode dan teknik strategi, suatu perusahaan harus menilik beberapa cara. Yang pertama merencanakan strategi dan kemudian menyusun rencana strategi. Merencanakan dapat dilakukan dengan  memberikan daya beda sebagai magnet bagi konsumen serta memberikan keunggulan absolute dan keunggulan komparatif yang merupakan sumber untuk mendapatkan ciri khas dan daya beda suatu produk. Tentunya dalam merencanakan punya sasaran yang dapat diciptakan dan merupakan ukuran dalam merancang strategi.  Bentuk-bentuk rencana strategi sendiri terbagi menjadi tiga yaitu strategi generic yang merupakan strategi dasar, strategi reaktif dan proaktif, serta strategi bertahan dan menyerang.
Yang kedua adalah penyusunan rencana strategi. Untuk menyusun rencana yang dapat direalisasikan dalam kegiatan nyata dan berhasil, diperlukan bebagai pendekatan untuk mengetahui atau memahami sejumlah informasi yang diperlukan, baik aspek internal maupun aspek ekternal. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah analisis ”SWOT” (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Yang ketiga adalah strategi penyusunan rencana dimana strategi ini berisi rencana pemasaran yaitu analisis situasi, sasaran, strategi pemasaran, program aksi, proyek rugi laba, dan pengendalian.
Keempat adalah pendekatan sistem- sistem. Strategi ini menjelaskan beberapa pendekatan apa saja yang akan digunakan. Yang keenam mereupakan perencanaan system perencaaan strategi system informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Oemar Hamalik, Proes Belajar Mengajar, Jakarta : 2001 : Bumi Aksara.
Aditya Prabhaswara, Peti Savitri, 2002, Dasar Penyusunan Project Proposal, Yogyakarta: Andi.
H.D. Sudjana, 2005, Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Falah Production.
Umberto Sihombing, 2000, Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi, Jakarta: PD Mahkota.
Gitosudarmo, Indiyo, Managemen Strategis,Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta,2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar